Page 144 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 144

Judul          : BPOM Beri Tenggat 80 Hari untuk Penarikan Ranitidine di
                              Pasaran

               Nama Media : indonesiainside.id

               Tanggal        : 11 Oktober 2019
               Halaman/URL: https://indonesiainside.id/news/nasional/2019/10/11/bpom-beri-
               tenggat-80-hari-untuk-penarikan-ranitidine-di-pasaran

               Tipe Media  : Online

                                                                      Badan    Pengawas      Obat     dan
                                                                   Makanan        (BPOM)        meminta
                                                                   masyarakat  tidak  perlu  cemas
                                                                   dengan  beredarnya  penarikan  obat
                                                                   ranitidin  yang  umumnya  digunakan
                                                                   untuk  pengobatan  gejala  penyakit
                                                                   tukak lambung dan tukak usus.

                                                                   Hari  ini,  Jumat  (11/10)  BPOM
                                                                   memberikan       konfirmasi     terkait
                                                                   peredaran  obat  tersebut  dengan
               menghentikan  sementara  produksi,  distribusi,  dan  peredaran  semua  produk  obat
               maag dan asam lambung yang mengandung ranitidin. BPOM memberikan tenggat
               waktu  selama  80  hari  kerja  kepada  semua  produsen  hingga  penjual  obat  ranitidin
               untuk recall seluruh produk ranitidin.

               Tenggat  ini  efektif  mulai  tanggal  4  Oktober  2019.  Kepala  BPOM,  Penny  K  Lukito
               menjelaskan, penarikan obat ini dikarenakan terjadinya pencemaran berupa zat N-
               Nitrosodimethylamine  (NDMA)  yang  dalam  pemakaian  jangka  panjang  dikaitkan
               dengan risiko kanker. “Soal risiko ini, sebenarnya ada takaran NDMA hingga jumlah
               yang masih bisa ditoleransi, namun hal itu tidak mengurangi kekhawatiran sebagian
               pasien. Indikasi tercemar jika kadar N-NDMA diatas 96 mg/hari,” jelas Penny dalam
               jumpa pers di Jakarta.

               Adapun obat ranitidin berupa injeksi. sirup, dan tablet. Sampai hari ini, sebanyak 67
               batch brand produk ranitidin yang dihentikan BPOM. Ranitidin merupakan obat yang
               digunakan  untuk  pengobatan  gejala  penyakit  tukak  lambung  dan  tukak  usus.
               Informasi  mengenai  adanya  indikasi  pencemaran  zat  pada  ranitidin,  berdasarkan
               penelitian  US  Food  and  Drug  Administration  (US  FDA)  dan  European  Medicine
               Agency (EMA) pada tanggal 13 September 2019.

               Kedua  lembaga  kesehatan  dunia  ini  mengeluarkan  peringatan  tentang  adanya
               temuan  cemaran  N-nitrosodimethylamine  (NDMA)  dalam  jumlah  yang  relatif  kecil
               pada sampel produk yang mengandung bahan aktif ranitidin. Studi global memberikan
               nilai ambang batas cemaran NDMA yang diperbolehkan adalah 96 ng/hari (acceptable
               daily intake).

               Terkait  penemuan  ini,  BPOM  pun  telah  menerbitkan  informasi  awal  untuk  tenaga
               profesional  kesehatan  terkait  keamanan  produk  yang  mengandung  bahan  aktif
               ranitidin. ”Penarikan obat ini berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan Badan
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149