Page 142 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 142

Judul          : Tim Gabungan Razia Ranitidine di Probolinggo

               Nama Media : indonesiainside.id

               Tanggal        : 11 Oktober 2019

               Halaman/URL: https://indonesiainside.id/ini-network/surabaya/2019/10/11/tim-
               gabungan-razia-ranitidine-di-probolinggo

               Tipe Media  : Online

                                                                        Tim  Gabungan  Dinas  Kesehatan
                                                                   bersama  Polres  Kota  Probolinggo
                                                                   melakukan      inspeksi    mendadak
                                                                   (Sidak) ke sejumlah rumah sakit dan
                                                                   apotek.    Sidak    tersebut    terkait
                                                                   penarikan obat injeksi tukak lambung
                                                                   Ranitidine.

                                                                   Sidak  dilakukan,  setelah  Badan
                                                                   Pengawas  Obat  dan  Makanan
                                                                   (BPOM)  menarik  Ranitidine  karena
               disinyalir terkontaminasi N-Nitrosodimenthylamine (NDMA) yang terdapat kandungan
               yang  berpotensi  memicu  kanker.  Dari  Sidak  di  RSUD  dr  Mohammad  Saleh,  Kota
               Probolinggo, petugas menemukan 800 ampul Ranitidine. Namun demikian, pihak RS
               menjelaskan  sudah  tidak  menggunakannya.  Pasalnya,  dikhawatirkan  mengandung
               zat yang sama meski dengan merek berbeda.

               Sementara saat petugas sidak di sejumlah apotek di Jalan Protokol Sudirman, Kota
               Probolinggo,  petugas  kembali  menemukan  obat  Ranitidine  dalam  bentuk  tablet
               dengan merk berbeda. Kabid PSDK Dinkes Triana Nawangsari menyebut, sidak obat
               Ranitidine sebagai langkah antisipasi dan memastikan bahwa obat tersebut tidak ada
               di Kota Probolinggo.

               Triana  menjelaskan,  pasca  mendapat  edaran  dari  BPOM  pihaknya  langsung
               membuat surat edaran kepada rumah sakit dan apotek yang ada di Kota Probolinggo
               agar menarik produk Ranitidine injeksi.  “Setelah ada edaran BPOM, kami langsung
               berkirim  surat  ke  seluruh  fasilitas  pelayanan  kesehatan  (Fasyankes)  di  Kota
               Probolinggo. Isinya agar menarik jenis dan merk obat yang dilarang BPOM,” terang
               Triana, Jumat (11/10).

               Sementara Kasatnarkoba Polresta Probolinggo, AKP Suharsono menyampaikan, ada
               empat produk yang terdeteksi BPOM memicu potensi kanker. Salah satunya  yang
               harus ditarik yakni, obat Ranitidine cairan injeksi 25 mg/ml dengan pemegang izin edar
               PT Phapros Tbk. Sedangkan tiga produk lainnya yakni Zantac cairan injeksi 25 mg/ml
               dari PT Glaxo Wellcome Indonesia, Rinadin sirup 75 mg/5 mL dari PT Global Multi
               Pharmalab, dan Indoran cairan injeksi 25 mg/ml dari PT Indofarma.

               “Terkait tiga produk, dianjurkan ditarik secara sukarela oleh pabrik yang memiliki izin
               edar. Untuk hasil sidak, obat yang masuk data BPOM tidak ditemukan. Namun ada
               produk serupa lainnya tapi sudah digudangkan,” kata AKP Suharsono. Tim gabungan
               mengimbau  masyarakat  maupun  penyedia  layanan  kesehatan  agar  berhati-hati
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147