Page 105 - Pengawalan Badan POM Pada Uji Klinik Vaksin COVID-19
P. 105

Selain dengan Sinovac, Sinofarm, dan Cansino, Pemerintah kini juga tengah menjajaki
               kerja sama dengan produsen vaksin asal Inggris, AstraZeneca.

               Airlangga mengatakan, ada 100 juta dosis vaksin yang dipersiapkan dalam kerja sama
               ini.
               Untuk mengamankan kerja sama dengan AstraZeneca ini, Pemerintah harus membayar
               uang muka atau down payment (DP) sebesar USD 250 juta atau senilai Rp3,7 triliun.

               Uang  muka  tersebut  setara  dengan  50  persen  dari  total  harga  yang  harus  dibayar
               pemerintah untuk pengadaan 100 juta vaksin corona.

               Uang  muka  atau  DP  ini  sudah  diatur  dalam  Perpres  99  tahun  2020  tentang
               vaksinasi Covid-19.  DP,  kata  Airlangga,  memang  perlu  dibayarkan  untuk  pembelian
               vaksin yang masih dalam tahap uji klinis alias belum bisa diproduksi.
               Dana  pembelian  vaksin  sendiri  sudah  dianggarkan  dalam  APBN  melalui  program
               pemulihan ekonomi nasional (PEN).

               "Terkait  pengadaan  vaksin,  pemerintah  sudah mengeluarkan  Perpres  99/2020  tentang
               pengadaan vaksin. Dan saat ini Menkes maupun Menteri BUMN sedang negosiasi final
               dengan AstraZeneca. Kita menyiapkan untuk pengadaan 100 juta dan itu diperlukan DP
               sebesar 50 persen atau 250 juta (dolar AS)," kata Airlangga.

               Cek Halal

               Terkait  kehalalan  vaksin,  Airlangga  yang  juga  merupakan  Ketua  Komite
               Penanganan Covid-19 dan  Pemulihan  Ekonomi  Nasional  memastikan  vaksin Covid-
               19 halal digunakan. Menurutu dia status halal tersebut sudah masuk dalam pembahasan
               MUI.

               "Terkait halal sudah dibahas dengan MUI dan insyaallah karena untuk pandemi COVID
               semua insyaallah halal thoyyiban," ujar Airlangga.

               Selain  menunjuk  MUI  untuk  melakukan  sertifikasi  halal,  pemerintah  juga  meminta
               Lembaga  Pemeriksa  Halal  (LPH)  untuk  ikut  menguji.  Sehingga  masyarakat  Indonesia,
               khususnya umat muslim, tidak perlu ragu lagi dengan status halal vaksin Covid-19.
               "Ada  LPH  dibuka  seluas-luasnya  termasuk  perguruan  tinggi  negeri  dan  swasta  yang
               berbasis yayasan Islam, ormas bisa dilibatkan. Tapi seluruh standar dan sidang fatwa
               MUI, jadi deadlock bisa diselesaikan," ucap Airlangga.

               MUI  sendiri rencananya  pada  Rabu  (14/10)  besok bersama  dengan Badan  Pengawas
               Obat  dan  Makanan  (BPOM),  Kementerian  Kesehatan  (Kemenkes),  dan  Bio  Farma
               selaku  BUMN  yang  mendistribusikan  vaksin  tersebut  akan  bertolak  ke China untuk
               memastikan kehalalan vaksin corona.

               Untuk kehalalan vaksin Corona G42/Sinopharm sendiri akan diambil dari data uji klinis di
               Uni  Emirat  Arab  (UAE)  karena  di  produksi  di  negara  tersebut.  Perlu  diketahui,
               perusahaan  asal UAE  Group 42  (G42) bekerja  sama  dengan Sinopharm-China dalam
               pengembangan  vaksin  Corona.  "MUI-nya  Abu  Dhabi  sudah  menyatakan  no  issue
               dengan  kehalalan  vaksin  G42,"  kata  Direktur  Utama  Bio  Farma  Honesti  Basyir  dalam
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110