Page 190 - Buku Karya dan Kiner7a Multikrisis Pandemi COVID19
P. 190
2.7. KOLaBOrasi Dan KreDiBiLiTas inTernasiOnaL
UnTUK PrODUK OBaT aMan Dan BerDaya saing
BPOM RI terus memastikan obat dan vaksin yang akan di gu-
nakan di Indonesia adalah obat dan vaksin dan yang aman, ber-
khasiat, dan bermutu. Pada saat awal pandemi, banyak diterapkan
ke bijakan pembatasan pergerakan manusia dan barang. Aki-
bat nya, pengiriman bahan baku obat dari negara produsen juga
terkena dampak kebijakan tersebut. Untuk menangani masalah
kelangkaan bahan baku tersebut, berbagai cara telah dilakukan
oleh BPOM RI, diantaranya dengan membuka dan meningkatkan
kerja sama baik bilateral maupun multilateral melalui pertemuan
internasional dan komunikasi intens dengan berbagai negara.
Ada 22.000 peserta dengan keberagaman kebangsaan. Ga nas -
nya persebaran virus SARS-CoV-2 itu membuat hampir semua ne-
ga ra ber gan dengan tangan. Mereka bergandengan tangan un tuk bi sa
mengakhiri pandemi COVID-19 ini, termasuk negara-ne gara ang go-
ta Organisasi Kerja sama Islam (OKI). Salah satu upa ya yang pa ling
penting adalah memastikan ketersediaan dan ke ter jang kau an obat
dan vaksin COVID-19. Di sinilah peran Badan Regulator Obat Na sio-
nal atau National Medicine Regulatory Autho rities (NMRA) di se tiap
negara dituntut berperan dalam meng awal dan me wu jud kan nya.
Oleh karena itu, BPOM RI pun memprakarsai workshop vir-
tual dengan tema Enhancing Collaboration in Research, Manu fac-
turing, Management of Medicines and Vaccines in the OIC Member
States yang diadakan pada 9-10 Desember 2020. Workshop ini
diadakan untuk menjadi platform berbagi inisiatif antar negara
anggota OKI terkait penanganan pandemi COVID-19, serta men-
do rong kolaborasi dengan fokus pada penyediaan aksesibilitas dan
keterjangkauan obat dan vaksin COVID-19 di negara anggota OKI.
Selama dua hari workshop, diskusi panjang dan mendalam terjadi
antar NMRA membahas penelitian dan pengembangan, status
manufaktur, distribusi, dan penyimpanan serta pengawasan pre-
market dan post-market termasuk farmakovigilans di negara
anggota OKI serta potensi kolaborasinya.
Untuk mengawal percepatan proses transfer teknologi produk
biofarmasetikal ke Indonesia, Kepala BPOM RI berkunjung ke
Kuba dan bertemu dengan Bio CubaFarma, Centro de Inmunologi
Molecular (CIM), & regulator obat CECMED pada 2 Oktober 2023.
145