Page 83 - Badan POM Gandeng E-Commerce dan Marketplaces
P. 83
“Harus dilakukan pembinaan dan edukasi tidak hanya kepada platform yang adalah
anggota idEA, tapi kami juga melaku-kan edukasi kepada masyarakat bagaimana
untuk bijak bertransaksi di Internet,” ujar Agnes.
Dalam kesempatan tersebut, Penny juga mengatakan, BPOM sudah menjaring 4.063
situs yang menjual obat yang tidak sesuai dengan ketentuan dan sebagian besar
ditemukan di marketplace atau lapak daring.
Temuan itu merupakan hasil pengawasan dari tim pa-troli siber BPOM yang dibentuk
pada 2018. Semua hasil temuan tersebut sudah dilaporkan ke Kemkominfo dan
sekitar 70 per-sen sudah diturunkan.
Indonesia memang salah satu pasar e-commerce paling berkembang di dunia dengan
data dari Bank Indonesia mem-perlihatkan bahwa pada 2019 saja jumlah transaksi e-
com-merce per bulan mencapai 11 triliun–13 triliun rupiah.
Awal Baik
Para pengelola marketplace atau lapak daring menyambut baik kerja sama dengan
BPOM untuk membangun sistem pen-gawasan produk makanan dan obat yang
mumpuni.
Vice President Public Policy and Government Tokopedia, Astri Wahyuni, mengatakan
bahwa pihaknya telah berupaya mengekang penjualan produk ilegal atau yang
melanggar aturan BPOM.
Skema yang selama ini di-lakukan adalah sudah menem-patkan perihal produk yang
dilarang dalam syarat dan ke-tentuan berjualan di lapak dar-ing tersebut selain tentu
saja mengedukasi konsumen untuk aktif melaporkan produk berba-haya dan ilegal.
“Justru kerja sama hari ini merupakan awal yang baik supaya kami bisa
berkomunikasi lebih erat termasuk sharing informasi,” kata Astri.
Assistant Vice President of Public Policy and Government Relations PT Bukalapak,
Bima Laga mengatakan, mudah-mudahan dengan kerja sama ini bisa membangun
sistem yang baik. “Sekarang kalau ada pelanggaran atau perintah take-down dari
BPOM selalu mengirimkan surat dan kita langsung selalu takedown,” katanya.

