Page 45 - FMB91
P. 45
Judul : Tingkatkan Daya Saing Industri Farmasi, Kemenkes Manfaatkan
e-Katalog dan Riset Terapan
Nama Media : bengkulutoday.com
Tanggal : 17 September
Halaman/URL : https://www.bengkulutoday.com/tingkatkan-daya-saing-industri-farmasi-
kemenkes-manfaatkan-e-katalog-dan-riset-terapan
Tipe Media : Online
Kementerian Kesehatan terus berupaya meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan
dalam negeri dengan e-katalog maupun mendorong riset terapan biofarmaka dan vaksin.
"Kita sudah mempermudah sertifikasi obat, peredaran alat kesehatan. Kita juga sudah menggunakan
e-katalog agar mendapatkan obat-obatan berkualitas dalam negeri dan bisa dijangkau masyarakat
dengan murah," ujar Staf Ahli Bidang Hukum Kemenkes, Kuwat Sri Hudoyo.
Demikian menurut Kuwat Sri Hudoyo dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan
tema “Peningkatan Perlindungan Masyarakat serta Daya Saing Obat dan Makanan” di Ruang Serba
Guna Gedung Kemenkominfo, Jakarta, pada Senin (16/09/2019).
Menurut Kuwat, pengadaan barang/jasa pemerintah dengan e-katalog merupakan salah satu upaya
Kemenkes mendapatkan obat-obatan dan alat kesehatan berkualitas domestik dengan harga
terjangkau. Diharapkan dengan kerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP), pengelola layanan kesehatan pemerintah dan para pelaku usaha industri farmasi
mampu mendapatkan obat-obatan generik dan alat kesehatan yang terbaik. Di samping itu,
pemerintah juga sudah membuka akses e-katalog ke kalangan rumah sakit swasta.
Kuwat menegaskan sudah saatnya industri farmasi Indonesia tidak lagi tergantung pada bahan baku
impor dan mulai mengembangkan bahan baku dalam negeri seperti herbal. Kemenkes diharapkan
mendorong industri farmasi dalam negeri agar memiliki daya saing.
"Apalagi alat kesehatan produk dalam negeri sudah banyak dimanfaatkan untuk layanan kesehatan
masyarakat bahkan sebagian sudah bisa diekspor. Pengaturan pengawasan peredaran obat dan
pangan terus dilakukan oleh Kemenkes sebagai bentuk perlindungan kesehatan masyarakat," jelas
Kuwat Sri Hudoyo.
Saat ini, industri farmasi di dalam negeri sebanyak 206 perusahaan. Jumlah tersebut didominasi oleh
178 perusahaan swasta nasional, 24 perusahaan multinasional dan empat Badan Usaha Milik Negara