Page 48 - FMB91
P. 48

Selanjutnya, ia percaya dengan Badan POM sebagai lembaga yang berwenang mengawsi obat dan
               makanan ingin berbuat banyak."Sayangnya Badan POM tak memiliki kekuatan untuk penindakan. Juga
               perlu memiliki infrastruktur, anggaran, dan SDM yang memadai. Sehingga Badan POM ini mampu
               menjangkau  kewenagannya  hingga  ke  pulau-pulau  terpencil.  Badan  POM  perlu  diperkuat.  Meski
               Badan POM telah membuka cabangnya di daerah-daerah, tapi kecepatan industri obat dan makanan
               tumbuh belum diimbangi dengan kecepatan berkembangnya Badan POM," paparnya lagi.

               Ia juga menyoroti masalah sistemnya, Badan POM memang selalu ingin memperbaiki sistemnya. Tapi
               upaya  pengawasannya  harus  selalu  ditingkatkan.  Badan  POM  tugasnya  berat  tapi  tidak  memiliki
               kekuatan  yang  seimbang.  Ini  masalah  besar  yang  harus  kolaborasi  bersama  sebagai  solusinya.
               Sedangkan dari industri makanan harus ada kebijakan satu pintu. Karena fungsi pengawasan makanan
               juga ada di Badan POM yang hanya menyangkut industri besar. Sedangkan industri pangan yang kecil
               (UKM) ada di Dinas Kesehatan daerah. Hal ini harus dibenahi lagi," tukas Ketua GAPMMI.

               "Kita perlu gerakan untuk kesadaran bersama untuk mengkonsumsi obat dan makanan secara benar,
               termasuk  turut  mengawasinya.  Gerakan  ini  yang  harus  kita  bangun  bersama,  menjadi  gerakan
               bersama. Lalu mempromosikannya kepada masyarakat agar turut melaksanakannya." pungkasnya.

               Hadir  pula  sebagai  narasumber  dalam  diskusi  tersebut,  Kepala  Badan  POM  (Pengawas  Obat  dan
               Makanan) Penny K Lukito, Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kemenkes Kuwat Sri Hudoyo, dan Ketua
               Komisi IX DPR Dede Yusuf.
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53