Page 49 - FMB91
P. 49

Judul          : Mie Instan Indonesia Lebih Enak Dibanding di Eropa, DPR Ungkap Dampaknya
               Nama Media     : netralnews.com
               Tanggal        : 17 September
               Halaman/URL  : https://www.netralnews.com/news/nasional/read/186975/mie-instan-indonesia-
                              lebih-enak-dibanding-di-eropa-dpr-ungkap-dampaknya
               Tipe Media     : Online






























               Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf menyebutkan, salah satu penyebab penyakit adalah karena gaya
               hidup  terkait  makanan  dan  minuman.  Bahkan,  menurut  laporan  yang  diterima  dari  Kementerian
               Perdagangan, pertumbuhan makanan dan minuman lebih tingi dari pertumbuhan perekonomian.

               Demikian  disampaikan  Dede  Yisuf  dalam  Diskusi  Media  Forum  Merdeka  Barat  9  (Dismed  FMB  9)
               dengan tema “Peningkatan Perlindungan Masyarakat serta Daya Saing Obat dan Makanan” di Ruang
               Serba  Guna  Gedung  Kementerian  Komunikasi  dan  Informatika  (Kemkominfo),  Jakarta,  Senin
               (16/9/2019).

               “Kalau kita bandingkan, ada mie instan, di Eropa rasanya tidak seenak yang di sini. Karena di sana
               MSG-nya tidak boleh tingi. Itu artinya, kalau di Indonesia masih tinggi. Begitupun dengan minuman, di
               luar negeri ada minuman teh yang populer di Indonesia tapi tidak semanis yang ada di Indonesia,”
               tegas Dede.

               Selain Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf, hadir sebagai narasumber dalam Diskusi Media FMB 9 kali ini,
               Kepala  Badan  Pengawas  Obat  dan  Makanan  (BPOM)  Penny  K  Lukito,  Staf  Ahli  Hukum  Bidang
               Kesehatan dr Kuwat, dan Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman.

               Menurut  Dede  Yusuf,  bagaimana  dengan  obat  yang  beredar  yang  dengan  mudah  bisa  dibeli,
               khususnya secara online. Bahkan, ada klasisifikasinya, ada yang KW super ada juga yang KW ori.

               Pernyataan ini disampaikan Dede Yusuf karena ada sebuah laporan masyarakat ke DPR, bahwa ada
               produk obat dengan kandungan babi. Setelah diselidiki, ternyata ada supllier yang iseng, seharusnya
               membeli dari Spanyol, tapi dicari yang lebih murah, akhirnya diambil dari Tiongkok.

               "Bahan baku obatnya ada KW sampai 16. Yang KW itulah yang mengandung babi,” kata Dede.
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54