Page 15 - Sarasehan Jamu Nusantara
P. 15

Diketahui  wilayah  Jawa,  Papua,  Sulawesi,  Maluku  dan  Kalimantan  juga  ada  dan  ramuan-ramuan
               tanaman khas seperti kayu bajakah, minyak kayu putih, coconut oil. "Jadi ini intinya adalah bukan
               hanya herbal tapi juga produk-produk nasional produk-produk natural yang berpotensi untuk bisa kita
               masak berikan nilai tambah dan bermanfaat lebih tinggi lagi," ungkapnya.

               Sejarah Jamu

               Gubernur  Daerah  Istimewa  Yogyakarta  (DIY)  Sri  Sultan  Hamengku  Buwono  X  yang  diwakili  oleh
               Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan meminum jamu sudah menjadi
               kebiasaan masyarakat Indonesia karena kandungan herbal alami yang mampu digunakan melawan
               penyakit atau menambah daya tahan tubuh. Jamu sendiri dikonsumsi di Indonesia bahkan sudah sejak
               lama dari nenek moyang prasejarah masih dikonsumsi sampai dengan saat ini.

               Orang-orang telah menggunakan jamu sejak dulu sebagaimana dapat dilihat pada relief yang ada di
               Candi Borobudur yang berisi gambar orang sedang menghancurkan dan meramu bahan-bahan untuk
               pembuatan jamu. "Selain itu ada juga sumber berbentuk tulisan serat primbon jampi Jawi jilid 1 dan
               serat primbon racikan Jambi Jawi jilid 2," kata Kadarmanta.

               Pada  zaman  kolonial  orang-orang  Belanda  juga  gemar  meminum  jamu  ilmuwan  Jacobus  Bontius
               menggunakan jamu untuk mengobati Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen karena khasiat
               dan kandungan di dalam jamu. "Maka pernah melakukan penelitian mengenai jamu oleh botanis
               Belanda yang bernama Rumphius yang dipublikasikan di buku Ambonese Herbal pada 1775," ujarnya.
               (OL-6)
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20