Page 118 - Keterangan Pers Kepala Badan POM dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta
P. 118
Judul : Indonesia Miliki Dua Opsi Pengembangan Vaksin Covid-19
Nama Media : rri.co.id
Tanggal : 2 September 2020
Halaman/URL : https://rri.co.id/nasional/891743/indonesia-miliki-dua-opsi-
pengembangan-vaksin-covid-
19?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_
campaign=General%20Campaign
Tipe Media : Online
Indonesia memiliki 2 opsi dalam
mengembangkan vaksin Covid-19. Opsi
pertama mengembangkan vaksin Merah
Putih yang dikembangkan Kementerian
Riset dan Teknologi, Badan Riset dan
Inovasi Nasional serta Lembaga Biologi
Molekuler Eijkman.
Untuk opsi pertama, Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menjelaskan, pihaknya telah
membuat roadmap tahapan pengembangan vaksin yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan data praklinik, klinik dan mutu dari vaksin yang akan dibuat.
"Sehingga vaksin ini, tahapan pengembangannya sesuai dengan waktu yang sudah
kita rencanakan dengan percepatan tentunya, dan segera memenuhi kebutuhan
untuk program nasional," jelasnya saat jumpa pers di Kantor Presiden, Selasa 1
September 2020.
Untuk opsi kedua, lanjutnya, adalah mengembangkan kerjasama internasional.
Kerjasama yang pertama yang sudah dalam pendampingan BPOM yakni PT
Sinovac dengan PT Biofarma, lalu kerjasama kedua Sinopharm dengan Kimia
Farma bersama Grup 42 dari Uni Emirat Arab dan kerjasama ketiga ialah Genexine
dengan PT Kalbe Farma.
"Dan juga beberapa komunikasi dengan negara lain yang sudah memulai
komunikasi untuk tahap-tahap pengembangan selanjutnya" ujarnya.
Pada perkembangan uji klinis vaksin kerjasama Sinovac dengan Biofarma, sudah
dimulai pada 11 Agustus 2020 oleh tim peneliti dari kedokteran Universitas
Padjajaran dan subjek uji klinis sebanyak 1.620 orang.
"Saat ini sudah ada 1.800 sukarelawan yang telah mendaftar, dan hingga akhir
Agustus 2020 terdapat sekitar 500 orang direktur dan sudah mendapat tahap
penyuntikan," jelas Penny.
BPOM katanya, siap mengawal mulai pemberian persetujuan protokol uji klinis,
pelaksanaannya dan evaluasi hasil uji klinis untuk situasi darurat, serta persiapan

