Page 176 - Keterangan Pers Kepala Badan POM dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta
P. 176
negara lain yang sudah memulai komunikasi untuk tahap-tahap pengembangan
selanjutnya" kata Kepala BPOM Penny K Lukito di Jakarta, Selasa (1/9).
Pada kerjasama vaksin Sinopharm - G42 dengan Uni Emirat Arab, saat ini sudah
ada kesepakatan. Uni Emirat Arab berkomitmen menyediakan 10 juta vaksin untuk
Indonesia. Pada akhir tahun 2020 diharapkan tercapai.
BPOM sendiri, kata Penny, telah ke Uni Emirat Arab dan menemui kementerian
kesehatannya. "Kami melihat uji klinis fase 3 vaksin dilakukan dengan sangat baik
dan terorganisir, banyak sekali aspek positif dengan partisipasi 22 ribu peserta
dengan keberagaman kebangsaan, ada 119 kebangsaan yang sudah terlibat dalam
uji klinis," katanya.
Setelah uji klinis fase 3 vaksin Sinopharm, dimungkinkan industri farmasi Indonesia
menjadi bagian dari transfer teknologi produksi vaksin tersebut. Penny melihat ada
peluang kerjasama pengembangan industri vaksin antara Uni Emirat Arab dan
Indonesia.
Bahkan dalam waktu dekat akan dikembangkan MoU antara BPOM dan
kementerian kesehatan Uni Emirat Arab yang akan memastikan kecepatan akses
vaksin melalui proses regulasi yang lebih terarah dan memenuhi standar
internasional.
"Dan dalam kesimpulan ini juga kita akan mendorong investasi industri farmasi baik
di Uni Emirat Arab dan Indonesia sebagai kerjasama bilateral," lanjutnya.
Sedangkan, uji klinis vaksin kerja sama Sinovac dengan Biofarma, sudah dimulai
pada 11 Agustus 2020 oleh tim peneliti dari kedokteran Universitas Padjajaran. Uji
klinis tahap ketiga tersebut dilakukan di Bandung dengan melibatkan 1.620 relawan.
"Saat ini sudah ada 1.800 sukarelawan yang telah mendaftar, dan hingga akhir
Agustus 2020 terdapat sekitar 500 orang direktur dan sudah mendapat tahap
penyuntikan," jelas Penny.
BPOM telah mengawal seluruh proses, mulai pemberian persetujuan protokol uji
klinis, pelaksanaannya dan evaluasi hasil uji klinis untuk situasi darurat, serta
persiapan sarana produksi di Biofarma untuk melakukan transfer teknologi dalam
mewujudkan vaksin menjadi produk komersil.
Di luar itu, vaksin Merah Putih tengah dikembangkan Kementerian Riset dan
Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga Biologi Molekuler
Eijkman.
Penny menjelaskan pihaknya telah membuat roadmap tahapan pengembangan
vaksin yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan data praklinik, klinik dan mutu
dari vaksin yang akan dibuat.
"Sehingga vaksin ini, tahapan pengembangannya sesuai dengan waktu yang sudah
kita rencanakan dengan percepatan tentunya, dan segera memenuhi kebutuhan
untuk program nasional," ujarnya.

