Page 310 - Dukungan Badan POM dalam Penyediaan Obat dan Vaksin
P. 310

Kepala  BPOM  Penny  K.  Lukito  menuturkan,  uji  klinis  merupakan  tahap  yang  penting
               dalam pengembangan vaksin. Jika hasilnya aman, BPOM dapat mengeluarkan registrasi
               vaksin untuk digunakan di Indonesia.

               Jumat lalu (16/10) Tim Inspektur BPOM meninjau pelaksanaan uji klinis vaksin Covid-19
               dari  Sinovac  di  Puskesmas  Garuda  dan  Puskesmas  Dago  di  Bandung.  ”Pada  8-9
               September,  BPOM  sudah  menginspeksi  ke  seluruh  center  uji  klinis,”  terang  Penny.
               Perbaikan  terhadap  temuan  hasil  inspeksi  sebelumnya  juga  sudah  diterima.  Dengan
               demikian,  diharapkan  dapat  meningkatkan  kualitas  uji  klinis.  ”Inspeksi  itu  merupakan
               salah  satu  pengawalan  BPOM  untuk  memastikan  uji  klinis  sesuai  dengan  protokol,”
               katanya.

               Sementara  itu,  pemerintah  berupaya  meyakinkan  bahwa  vaksin  yang  akan  diberikan
               kepada masyarakat benar-benar aman. Sebelum produksi masal, ada berbagai tahapan
               pengembangan yang harus diikuti oleh setiap produsen vaksin. Tidak hanya produsen di
               dalam  negeri,  tetapi  juga  di  seluruh  dunia.  Tujuannya  adalah  memastikan  keamanan
               dalam penggunaannya pada manusia. Termasuk di dalamnya mencakup rentang dosis
               yang  aman  digunakan.  ’’Keamanan  vaksin  bagi  masyarakat  itu  menjadi  prioritas  dan
               tugas  utama  pemerintah,’’  ujar  Prof  Wiku  Adisasmito,  juru  bicara  pemerintah  untuk
               penanganan Covid-19. Dia memastikan BPOM melakukan evaluasi terhadap protokol uji
               klinis.

               Selain itu, ada syarat produksi yang harus mendapatkan sertifikasi cara pembuatan obat
               yang  baik  (CPOB).  Harapannya,  ketika  izin  edar  terbit,  produk  yang  dihasilkan  benar-
               benar sesuai harapan.

               Pada bagian lain, pemerintah turut menyiapkan pabrik pendukung untuk produksi vaksin
               Covid-19 Bio Farma. Rencananya, pemerintah melibatkan pihak swasta. Menteri Riset
               dan  Teknologi/Kepala  Badan  Riset  dan  Inovasi  Nasional  (Menristek/Kepala  BRIN)
               Bambang  P.S.  Brodjonegoro  mengungkapkan,  pihak  swasta  yang  terlibat  dalam
               produksi vaksin Covid-19 akan bertindak sebagai subcon dari Bio Farma. Namun, proses
               uji klinis, registrasi produksi, dan semua persiapan tetap dilakukan Bio Farma. ’’Nantinya
               para industri farmasi swasta-swasta ini akan berada di bawah Bio Farma’’ ujarnya.

               Bambang menyebut, pemerintah mulai mengundang pihak swasta untuk melihat siapa
               saja yang sudah siap. Mereka akan dihubungkan dengan Bio Farma. ’’Sehingga dapat
               dibuat konsorsium produsen vaksin. Tentunya dengan mengikuti prosedur,’’ ungkapnya.

               Pada  akhir  pekan  lalu,  mantan  menteri  keuangan  tersebut  sudah  mengunjungi  salah
               satu  kandidat  pabrik  pendukung.  Yakni,  pabrik  vaksin  PT  Biotis  Prima  Agrisindo  di
               Bogor,  Jawa  Barat.  Kunjungan  itu,  kata  dia,  merupakan  salah  satu  upaya  pemerintah
               untuk  melihat  kesiapan  calon  pabrik  vaksin  Covid-19  pendukung  Bio  Farma.  Turut
               mendampingi  dalam  kunjungan  itu  Staf  Ahli  Bidang  Infrastruktur  Ali  Ghufron  Mukti,
               Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio, dan perwakilan PT Biotis
               Prima Agrisindo.

               ’’Kita perlu sekali melihat kesiapan dan kemampuan calon-calon pabrik vaksin Covid-19,
               mengingat Bio Farma dengan segala pengalamannya tentu perlu dukungan pemerintah
               dan swasta,’’ paparnya.
   305   306   307   308   309   310   311   312