Page 66 - Dukungan Badan POM dalam Penyediaan Obat dan Vaksin
P. 66

Dari  segi  khasiat  keamanan  vaksin,  BPOM  mengawal  uji  klinik  (penyusunan  protokol,
               pemberian persetujuan pelaksanaan dan pelaksanaan). Pengawalan ini memberlakukan
               inspeksi berkala untuk melihat pemenuhan kaidah uji klinik.

               Sejauh ini tak ada laporan efek samping serius dari pemberian vaksin dalam uji klinik.
               Kemudian,  uji  klinik  vaksin  COVID-19  yang  dilakukan  oleh  tim  peneliti  dari  Fakultas
               Kedokteran Universitas Padjajaran memasuki tahap akhir rekrutmen subjek penelitian.

               Diharapkan pada 16 Oktober, ada 1.620 subjek rampung direkrut lantaran uji klinik fase
               tiga  ini  berlangsung  sejak  11  Agustus  2020.  Lucia  melanjutkan,  untuk  menyiapkan
               fasilitas  produksi  vaksin  di  Indonesia,  BPOM  mengadakan  rapat  koordinasi  persiapan
               industri  farmasi  perihal  ketersediaan  vaksin  dan  komitmen  pemenuhan  aspek  khasiat,
               keamanan, dan mutu vaksin.

               Selanjutnya,  pada  masa  pandemi  COVID-19  memungkinkan  diberikannya  emergency
               use authorization (EUA/otorisasi penggunaan darurat) sesuai dengan Peraturan BPOM
               Nomor 27 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala BPOM Nomor
               24  Tahun  2017  tentang  Kriteria  dan  Tata  Laksana  Registrasi  Obat.  Izin  penggunaan
               darurat tersebut diberikan karena semua vaksin dan obat yang akan digunakan dalam
               penanganan Corona masih dalam pengembangan.
               Obat  dan  vaksin  yang  mendapat  EUA  harus  didukung  bukti  keamanan,  khasiat,  dan
               mutu  yang  memadai,  sehingga  dapat  digunakan  meskipun  harus  tetap  memantau
               khasiat dalam populasi yang lebih besar dan keamanan yang lebih ketat.

               BPOM pun juga berkesinambungan melakukan pengawasan, penyaluran, dan peredaran
               terhadap  obat/vaksin  impor;  proses  produksi  di  industri  dalam  negeri;  distribusi  oleh
               pedagang  besar  bidang  farmasi;  dan  distribusi  di  sarana  kefarmasian.  “BPOM  sangat
               berhati-hati  dalam  percepatan  ketersediaan  obat  dan  kepastian  untuk  mendapatkan
               akses terhadap vaksin ini.

               Pengawasan  juga  dilakukan  melalui  evaluasi  laporan  efek  samping  obat,  realisasi
               importasi  obat,  produksi  dan  distribusi  obat  yang  disampaikan  ke  BPOM  oleh  industri
               farmasi.
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71