Page 18 - D:\PRDivision 2024\Media Monitoring\EKliping\Bromat\
P. 18
Mereka yang minum sekitar dua liter sehari, dengan standar air minum 10 mikrogram per liter, risiko
kankernya memang lebih besar, yakni sekitar seperenam dari tingkat tersebut.
Selain itu, meningkatnya risiko terkena kanker seumur hidup akibat meminum air ini setiap hari memiliki
tingkat risiko sedang, yaitu sekitar dua dari sepuluh ribu.
Perkiraan paparan dan risiko ini mungkin terlalu berlebihan karena kebanyakan orang tidak akan
mengonsumsi dua liter air yang mengandung bromat sesuai standar seumur hidup mereka.
Bromat memang cukup berbahaya, beberapa orang yang mengonsumsi bromat dalam jumlah besar
mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut.
Tidak hanya itu, beberapa orang yang mengonsumsi bromat konsentrasi tinggi juga mengalami efek
ginjal, efek sistem saraf, dan gangguan pendengaran. Namun, orang-orang ini terpapar pada tingkat
bromat ribuan kali lipat dari jumlah yang dihasilkan dari air minum pada standarnya.
Paparan bromat dalam jumlah besar dalam jangka waktu lama memang bisa menyebabkan efek sakit
ginjal pada hewan laboratorium. Paparan bromat tingkat tinggi dalam jangka panjang juga menyebabkan
kanker pada tikus. Namun untuk manusia masih belum diketahui.
Terkait unggahan yang viral tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah buka
suara soal konten hoaks terkait kandungan bromat berbahaya dalam air mineral.
Sementara itu, Kepala Biro Kerja Sama dan Humas, Noorman Effendi menyebut jika melihat hasil uji
lab, tidak terbukti kandungan bromat yang tinggi di salah satu minum kemasan.
"Terkait data kandungan bromat pada AMDK yang beredar luas di media sosial, BPOM menegaskan
bahwa data tersebut bukan merupakan hasil pengujian BPOM. BPOM selalu mengedepankan
pembuktian ilmiah dan objektif dalam proses pengawasan peredaran obat dan makanan," sambungnya.