Page 140 - Pengawalan Badan POM dalam Penyediaan Vaksin COVID-19
P. 140
Judul : Pemerintah Libatkan MUI, Pastikan Kehalalan Vaksin Covid-19
Nama Media : tandaseru.id
Tanggal : 18 Oktober 2020
Halaman/URL : https://tandaseru.id/pemerintah-libatkan-mui-pastikan-kehalalan-
vaksin-covid-19/
Tipe Media : Online
Pemerintah terus melakukan langkah
persiapan untuk pelaksanaan penyuntikan
vaksin Covid-19 kepada masyarakat.
Selain vaksin Merah Putih yang
dikembangkan oleh periset di Indonesia,
pengadaan vaksin juga dilakukan melalui
kerja sama dengan negara lain.
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menjelaskan pemerintah telah melibatkan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak awal pandemi ini.
Fatwa MUI banyak menjadi acuan, mulai dari mengenai ibadah salat Jumat, salat
Idulfitri, salat Iduladha, pembayaran zakat yang dapat dipergunakan untuk
penanggulangan pandemi, tata cara beribadah bagi tenaga medis yang
menggunakan baju hazmat, serta pemulasaran jenazah.
“Untuk vaksin, saya sudah minta (MUI) dilibatkan dari mulai perencanaan,
pengadaan vaksin, kemudian pertimbangan kehalalan vaksin, audit di pabrik vaksin
termasuk kunjungan ke fasilitas vaksin di RRT (Republik Rakyat Tiongkok).
Kemudian juga terus menyosialisasikan ke masyarakat dalam rangka vaksinasi,”
ujarnya.
Wapres menekankan vaksin yang akan diberikan ke masyarakat harus mengantongi
sertifikat halal dari lembaga yang memiliki otoritas, dalam hal ini MUI.
“Tetapi kalau tidak halal, namun tidak ada solusi selain vaksin tersebut, maka dalam
situasi darurat bisa digunakan dengan penetapan yang dikeluarkan Majelis Ulama
Indonesia,” tegasnya.
Perusahaan pembuat vaksin Sinopharm dari Uni Emirat Arab serta Sinovac dan
CanSino dari RRT telah menyampaikan komitmennya untuk memasok vaksin ke
Indonesia.
Dilansir dari laman maritim.go.id, tim inspeksi yang terdiri dari unsur BPOM,
Kementerian Kesehatan, MUI, dan Bio Farma, Rabu (14/10), bertolak ke Tiongkok
untuk melihat kualitas fasilitas produksi dan kehalalan vaksin Sinovac dan CanSino.
Sementara data untuk vaksin G42/Sinopharm yang diproduksi di Uni Emirat Arab
akan diambil dari data uji klinis di negara tersebut.