Page 32 - MODUL_TERMODINAMIKA_KOMPRESI UAP
P. 32
26
Prinsip kerja siklus refrigerasi uap dimulai dari titik 1 ketika
refrigeran memasuki kompresor dalam fase uap jenuh dan
dikompresikan secara adiabatik sehingga tekanan dan temperatur
refrigeran meningkat. Ketika refrigeran mencapai titik 2 memasuki
kondensor, refrigeran mengalami perubahan fase menjadi uap super
panas (superheated), refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur
tinggi keluaran dari kompresor membuang atau melepas sejumlah kalor
ke lingkungan dan berkondensasi sehingga fase refrigeran menjadi cair
jenuh pada titik 3. Setelah keluar dari kondensor, refrigeran memasuki
katup ekspansi deangan fase cair jenuh dalam tekanan masih tinggi.
Ketika mencapai katup ekpansi, refrigeran mengalami ekspansi sehingga
tekanan dan temperaturnya drop mengalami penurunan. Pada titik 4,
refrigeran mengalami prubahan fase menjadi campuran cair dan uap.
Kemudian refrigeran memasuki evaporator untuk menyerap kalor dari
media yang didinginkan sehingga mengalami perubahan fase menjadi
uap jenuh bertekanan rendah. Selanjutnya siklus akan berulang secara
terus menerus. Siklus refrigerasi kompresi uap ideal dapat digambarkan
dalam diagram p-h yang terdapat pada Gambar 13.
3. P-h Diagram
Untuk mengetahui kinerja dari suatu sistem pendingin perlu
dilakukan analisis terhadap sistem pendingin tersebut. Salah satu cara
yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan perangkat yang
dinamakan diagram p-h. Diagram p-h merupakan diagram hubungan
antara tekanan dan entalpi dari suatu refrigerant. Diagram p-h digunakan
untuk mengetahui besaran-besaran yang digunakan dalam siklus
refrigerasi uap seperti tekanan, temperatur, entalpi. Setiap jenis
rerigerant memiliki bentuk dan karakteristik diagram p-h masing-
TERMODINAMIKA: Siklus Kompresi Uap I GEDE ARTHA NEGARA,ST.,MT