Page 7 - BUKU DIGITAL PUJI
P. 7
B. PEMBAHASAN MASALAH
1. Pembelajaran STEM di Sekolah
Mengutip dari Makalah Seminar Nasional Pendidikan Pascasarjana Universitas
negeri Malang yang ditulis oleh Winarni, 2016 disebutkan bahwa Robert dan Canto (2012)
telah mengembangkan tiga pendekatan dalam pembelajaran STEM yaitu pendekatan Silo
(terpisah), pendekatan embedded (tertanam), dan pendekatan terintegrasi (terpadu) yang
kemudian diadaptasi untuk pembelajaran Sains.
Oleh karena itu Pembelajaran STEM yang dimaksud dalam tulisan ini adalah
pembelajaran STEM dengan pendekatan terpadu, dimana menghubungkan keempat materi
dari mata pelajaran Science, Technology, Engenering, Matematics yang diajarkan dikelas
berbeda pada waktu yang berbeda dan menggabungkan konten lintas kurikuler dengan
keterampilan berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, dan pengetahuan untuk
mencapai suatu kesimpulan (Winarni, 2016).
Agar mencapai hasil yang baik, implementasi pembelajaran STEM harus
mempertimbangkan beberapa hal diantaranya kompleksitas, ketersediaan bahan, sumber
daya, kurikulum dan kebermaknaan dalam kehidupan nyata. Dalam kenyataannya di
sekolah pembelajaran STEM yang dominan adalah Sains dan Matematika, meskipun tidak
menutup kemungkinan terpadunya materi prakarya (teknologi) dan Seni budaya (Seni
Rupa) dalam sebuah proyek STEM.
2. Pelaksanaan Pembelajaran STEM di SMP Al Ma’arif Bantul
SMP Al Ma’arif Bantul yang merupakan sekolah berbasis pondok dibuka sejak
tahun akademik 2008/2009 di komplek ponpes Nurul Iman, Jl Imogiri Barat, KM 08,
Sorogenen, Sewon, Bantul. Kurikulum Pendidikan yang berlakukan adalah Kurikulum
2013 yang diperkaya dengan pendidikan ala pondok pesantren dengan penguasaan :
Aqidah, Ahklak dan Fiqih, Disampin gitu pendidikan dan pelatihan kecakapan hidup (Life
Skils) Sehingga menjadikan sumber manusia yang unggul serta berintegritas tinggi untuk
bekal masa depan dimasyarakat. Sekolah ini disamping menerima siswa santri Ponpes
Nurul Iman juga menerima dari santri berbagai pondok yang ada di sekitar Sewon, Bantul,
serta siswa umum yang bukan dari pondok.. Sebagai konsekuensi dari banyaknya jam
belajar siswa maka sekolah tetap menerapkan 6 hari belajar.
6