Page 20 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 20

5


                                 lnforman-informan dibedakan antara informan pangkal,  informan
                             pokok  dan  informan  biasa.  lnforman  pangkal  ialah  mereka  yang
                             mem i I iki  pengetahuan  luas  ten tang  warga  masyarakat  seperti  kepala
                             desa  atau  pamong  desa  lainnya,  guru  atau  pegawai  pemerintah  lain.
                             lnforman pokok ialah orang yang memiliki pengetahuan luas mengenai
                             masalah  yang  menjadi  perhatian  dalam  penelitian  khususnya  dalam
                             soal arsitektur tradisional  seperti tukang  (ahli)  bangunan  yang disebut
                             sebagai tukang bas, tukang ukir, tukang membuat wayang kulit, tukang
                             kaligrafi  dan  sebagainya.  Sedang  informan  biasa  adalah  seseorang
                             yang  memberikan  informasi  sesuai  dengan  pengetahuan  umum  yang
                             dimilikinya.
                                 Wawancara semestinya dilakukan baik dengan informan pangkal,
                             informan  pokok  maupun  informan  biasa  untuk  menjaring  data
                             selengkapnya  tentang  arsitektur  tradisional.  Namun  dengan  adanya
                             keterbatasan-keterbatasan  seperti  disebutkan  di  atas,  hanya  sebagian
                             kecil  informan  pokok  yang  berhasil  dikunjungi  dan  diwawancarai.
                             Selebihnya  hanya  merupakan  informan  biasa atau  pangkal.

                                 Lokasi  penelitian  arsitektur  tradisional  adalah  wilayah-wilayah
                             administratif  Daerah  Tingkat  I  Propinsi  Jawa  Barat.  Namun  karena
                             luasnya daerah, kepadatan penduduk dan kebudayaan yang dimilikinya
                             dipilih lokasi inti yang kira-kira dapat mewakili wilayah kultural Jawa
                             Barat.  Di  Jawa  Barat,  sebuah  desa  tidak  mungkin  dijadikan  sebagai
                             lokasi penelitian untuk arsitektur tradisional karena unsur kelengkapan
                             yang  dimilikinya  tidak  memungkinkan.  Banyak  desa  tidak  memiliki
                             lagi  jenis-jenis  bangunan  lama  seperti  tempat pertemuan,  mesjid  dan
                             bangunan  rumah  yang  masih  utuh.  Di  desa  yang  lain  dijumpai
                             bangunan-bangunan lama seperti itu, tanpa memiliki lagi rumah-rumah
                             tinggal  dan  tempat  penyimpanan  yang  asli,  atau  sebaliknya.

                                 Karena  itu  ditentukan suatu  kecamatan sebagai  lokasi  penelitian.
                             yakni  kecamatan  Tomo,  kabupaten  Sumedang.  Daerah  ini  cukup
                             memiliki  rumah�rumah  tempat  tinggal,  tempat  pertemuan.  tempat
                             beribadah  dan  tempat  menyimpan  yang  utuh  (kecuali  bangunan
                             mesjid)  dengn sifat tradisional  yang  menonjol
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25