Page 522 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 522
REVOLUSI MISTIS-SEKSUAL
Negatif”, yang menurutnya muncul ketika seseorang mampu berada
“dalam ketidakpastian, misteri, dan keraguan tanpa pencarian
temperamental apa pun terhadap fakta dan alasan”. Dengan kata
lain ia sedang menerapkan ke dalam puisi penundaan disengaja yang
sama dalam memaksakan suatu pola dan penantian yang sama untuk
munculnya suatu pola kaya yang pernah dianjurkan oleh Francis
Bacon dalam ranah ilmiah.
“Susunlah lingkaran di sekelilingnya tiga kali ... / Karena dengan
madu ia telah makan / Dan minum susu, dari Surga.” Samuel Taylor
Coleridge menghadirkan suatu aura supernatural. Ia benar-benar
mendalami pemikiran Boehme maupun Swedenborg. Namun,
temannya, William Wordsworth-lah yang menuliskan ungkapan
paling murni, paling sederhana, dan langsung atas perasaan yang
ada di dalam jantung idealisme tersebut sebagai sebuah ilsafat
kehidupan. Ketika Wordsworth menuliskan bahwa ia “merasakan
/ Suatu kehadiran yang menggangguku dengan sukacita / Akan
pemikiran yang tinggi; suatu perasaan yang luhur / Atas sesuatu yang
jauh lebih membaur, / Yang kediamannya adalah cahaya matahari
terbenam, / Dan lautan di sekeliling, dan udara yang hidup, / dan
langit biru, dan dalam pikiran manusia, / Sebuah gerak dan sebuah
jiwa, yang mendorong, / Semua hal yang berpikir, semua objek dari
semua pemikiran, / Dan bergulir melalui segala sesuatu ...” ia sedang
menuliskan tentang bagaimana rasanya menjadi seorang idealis dan
dalam suatu cara yang tetap terasa cukup modern.
Bahkan, orang-orang yang, pada suatu tingkat kesadaran, akan
menyangkal keberadaan realitas lebih tinggi yang disinggung oleh
Wordsworth di sini, mengenali sesuatu dalam puisi - 8
"CPW 5JOUFS " ini. Sesuatu, di suatu tempat di dalam mereka,
berteriak ingin dikenali, atau ia akan benar-benar tidak bermakna
bagi mereka.
Pada masa Wordsworth sedang menulis, orang-orang tidak harus
berjuang untuk mengenali perasaan-perasaan seperti itu. Goethe,
Byron, dan Beethoven memimpin suatu gerakan populer besar.
Jadi, mengapa semua itu gagal? Mengapa dorongan untuk ke-
bebasan ini berujung pada penyalahgunaan kekuasaan?
511
pustaka-indo.blogspot.com