Page 528 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 528

ILLUMINATI DAN KEBANGKITAN IRASIONALITAS
             demi melindungi hak-hak warga negara dan harta benda mereka.
             Dari sudut pandang rasional ia melakukan apa yang harus ia lakukan
             demi kebaikan bersama.
                Akan tetapi, dalam kasus Robespierre, kerinduan untuk menjadi
             benar-benar masuk akal ini tampaknya telah membuatnya gila.
                Pada 8 Juli 1794, sebuah upacara aneh berlangsung di depan
             Louvre. Para anggota Konvensi Nasional duduk di sebuah amiteater
             darurat yang luas, masing-masing menggenggam setangkai gandum
             untuk melambangkan Dewi Isis. Di hadapan mereka terdapat se-
             buah altar tempat Robespierre berdiri, terbungkus mantel biru
             muda, rambutnya berbubuk putih. Ia berkata, “Seluruh Alam
             Semesta berkumpul di sini!” Lalu, dengan menyeru kepada Yang
             Mahatinggi, ia memulai sebuah pidato yang berlangsung beberapa
             jam dan berakhir dengan, “Besok, saat kita kembali bekerja, kita
             akan kembali melawan kejahatan dan para tiran.”
                Kalaupun para anggota Konvensi tersebut tadinya berharap ia
             akan mengakhiri pertumpahan darah, mereka kini tahu mereka akan
             kecewa.
                Lalu, ia naik ke sebuah patung berbungkus dan membakar
             kain pembungkusnya, menyingkapkan patung batu sesosok dewi.
             Pengaturan tersebut telah dirancang sedemikian rupa oleh Freemason
             Illuminati Jean-Jacques Davide sehingga dewi tersebut, Sophia, akan
             terlihat muncul dari kobaran api seperti phoenix.
                Penyair Gérard de Nerval belakangan akan menyatakan bahwa
             Sophia mewakili Isis. Namun, roh yang berkuasa pada zaman itu
             bukanlah Isis, yang bila penutupnya terbuka akan menuntun ke
             alam rohani. Bukan pula Ibu Pertiwi, dewi lembut dan pemelihara
             dari dimensi nabati alam semesta. Melainkan Ibu Pertiwi dengan
             gigi dan cakar merah.
                Robespierre dituduh berusaha membuat dirinya dinyatakan
             sebagai dewa oleh nabi tua perempuan bernama Catherine héot.
             Kejijikan terhadap pertumpahan darah tanpa henti tersebut mencapai
             puncaknya, dan sekelompok orang pun mengepung Hôtel de Ville.
             Robespierre akhirnya terpojok. Ia mencoba menembak dirinya
             sendiri, tetapi hanya berhasil meledakkan separuh rahangnya. Ketika
             ia menghadap guillotine, masih memakai kostum biru mudanya, ia


                                                                         517

                                                         pustaka-indo.blogspot.com
   523   524   525   526   527   528   529   530   531   532   533