Page 53 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 53
JONATHAN BLACK
intelektual yang berlaku, yang memandang pikiran tidak lebih dari-
pada sekadar kata-kata—mungkin dengan sebuah penumbra dari
hal lain, seperti perasaan, citra, dan lain-lain—tetapi dengan hanya
kata-kata itu sendiri sudah memiliki nilai penting yang sebenarnya.
Akan tetapi, jika kita tinggal dalam pandangan modern ini,
bahkan meski hanya sejenak, kita akan menemukan bahwa pikiran
merupakan pengalaman sehari-hari. Ambillah sebuah pikiran yang
tampaknya biasa dan tidak penting seperti “Aku seharusnya tidak
boleh lupa menelepon ibuku malam ini.” Jika kita sekarang mencoba
menguji sebuah pikiran seperti ini ketika pikiran itu terangkai melalui
bidang kesadaran kita, dan jika kita mencoba menahan kembali
untuk bisa memberikan sedikit cahaya padanya, kita mungkin bisa
melihat bahwa pikiran membawa sebuah kelompok longgar dari
kelompok kata, seperti yang mungkin terlihat pada sebuah ujian
asosiasi kata psikoanalis. Jika kita kemudian memusatkan pikiran
lebih keras, mungkin sekali akan tampak bahwa kelompok ini
berakar dalam kenangan yang mengandung perasaan—dan bahkan
mungkin juga membawa serta dorongan kemauannya sendiri.
Perasaan berdosa saya karena tidak menelepon ibu saya sebelum ini,
seperti yang kita ketahui sekarang dari psikoanalis, memiliki akar
dalam sebuah kumpulan simpul perasaan yang kembali ke masa
kanak-kanak—keinginan, kemarahan, perasaan kekalahan, dan di-
khianati, ketergantungan dan keinginan untuk merdeka. Ketika saya
merenungkan perasaan kegagalan saya, dorongan lain muncul—
nostalgia ketika segalanya lebih baik, mungkin, ketika ibu saya dan
saya berkumpul—dan sebuah pola kuno kebiasaan tercipta kembali.
Ketika kita kembali berusaha untuk menjabarkan, itu akan
membingungkan. Tindakan mengamati telah mengubahnya, meng-
akibatkan berbagai reaksi, bahkan mungkin kadang-kadang reaksi
berlawanan. Pikiran tidak pernah diam. Pikiran adalah benda hidup
yang tidak pernah bisa dikenali secara jelas dengan huruf-huruf mati
bahasa. Itulah sebabnya Schopenhauer, seorang ilsuf mistik yang
terkenal lagi pada inti buku ini, berkata bahwa “begitu Anda mencoba
memasukkan pikiran pada kata-kata, pikiran itu tidak lagi benar.”
Seluruh dimensi terletak bercahaya dalam sisi gelap, bahkan pada
pikiran yang paling biasa dan membosankan.
42
pustaka-indo.blogspot.com