Page 65 - Si Saloi yang Cerdik
P. 65
Pak Saloi juga memeriksa badan Saloi, khawatir
belitan lumut membuat badan anak semata wayangnya
memar karena belum terbiasa. Saloi bersyukur atas
perhatian bapaknya yang baik. Syukurlah lumut itu
hanya membuat bajunya kotor tanpa melukai badannya.
Saloi dan Pak Saloi lalu mandi dan berenang di
sungai. Sekalian mendinginkan badan mereka yang
lumayan lama sudah terpapar sinar matahari.
Setelah itu, Pak Saloi juga memuji ketahanan Saloi
yang sudah pandai menahan napas di air. Karena terbelit
lumut, Saloi memang lumayan lama terperangkap dalam
air.
“Sudah panjang napasmu, Saloi. Lama betul Saloi
berada dalam air tadi. Bapak sampai agak waswas
melihat kau tak timbul-timbul tadi,” kata Pak Saloi jujur.
“Ternyata Bapak khawatir juga sama Saloi.” Saloi
tertawa. “Mengapa Bapak menguji Saloi mencari pasar
di dalam sungai, jika Bapak merasa khawatir?” Saloi
kembali bertanya karena penasaran.
“Bapak pikir kau tidak akan lama mencarinya,
ternyata matamu tak setajam otakmu,” kata Pak Saloi
menggoda Saloi dengan perkataannya.
53