Page 61 - Si Saloi yang Cerdik
P. 61

Saloi berusaha tetap santai, ia tidak menunjukkan

                 reaksi  yang  berlebihan.  Tidak  pula  ia  marah  dan

                 langsung  memprotes  kebohongan  ayahnya.  Saloi
                 menjawab ayahnya cepat, “Jumpa.”

                     Sekarang  giliran  Pak Saloi  yang  terheran-heran.

                 Bagaimana  mungkin  Saloi  bisa  menjumpai  pasar  yang
                 hanya  ada  dalam  rekaannya.  Ia  menyesal  karena

                 mengajari  anaknya  berbohong.  Sekarang  Saloi  hanya

                 mengikuti kebohongan yang dibuatnya.

                     Namun, dengan wajah datar ingin mengetahui akhir
                 dari perkara yang dibuatnya, ia bertanya lagi kepada

                 Saloi.

                     “Apa yang kaubeli di pasar? Mengapa kau kotor?”

                 tanya Pak Saloi sambil menunjuk tangan dan kaki Saloi
                 yang kotor.

                     Tangan dan kaki Saloi memang kotor. Bagian bajunya

                 pun  ada  yang  tersobek  karena  tersangkut  lumut  di

                 dasar sungai tadi. Tampak warna hijau tua bekas lumut
                 sungai  menggores-gores  dan  menjadi  motif  baru  baju

                 teluk  belanganya  yang  memang  polos  berwarna  biru

                 muda.




                                                                           49
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66