Page 12 - Raja Madura yang Perkasa dan Bijaksana
P. 12

Ketika  melihat  kondisi  yang  kian  memburuk,
                 Sang Putri merasa iba. Tak terasa air mata membasahi

                 pipinya  yang  lembut.  Hati  sang  Putri  seperti  disayat-
                 sayat  sembilu.  Ia  turut  merasakan  kepedihan  rakyat
                 Medangkamulan.

                        “Bagaimana  ini  semua  bisa  terjadi?  Apa  yang
                 harus aku lakukan?” ucap Sang Putri dengan perasaan
                 sedih.
                        “Sabarlah,  Tuan  Putri,  pasti  akan  ada  jalan
                 keluarnya.  Kita  pasrahkan  ini  semua  kepada  Sang

                 Pencipta,” sahut  Inang  yang  sudah  dianggap  seperti
                 ibu kandungnya sendiri oleh Putri Agung.
                        “Tetapi,  aku  tidak  bisa  melihat  rakyatku

                 menderita seperti ini. Semua tabib ternyata tak mampu
                 menyembuhkan mereka. Aku harus bagaimana?” ucap
                 sang Putri bingung.
                        “Aku  harus  melakukan  sesuatu.  Ini  tidak  boleh
                 terus terjadi,” tegas sang Putri.

                        Keadaan       yang      dialami      oleh     rakyat
                 Medangkamulan  benar-benar  membuat  sang  Putri
                 merasa terpukul. Setiap menyaksikan rakyat dalam

                 kondisi mengenaskan, sang Putri pun menangis.
                 Kesedihan yang  mendalam membuatnya  berpikir  ia
                 harus  melakukan  sesuatu.  Saat  ini  tidak  ada  yang
                 bisa ia lakukan selain mendekatkan diri kepada Sang

                 Pencipta.  Dengan  mengasingkan  diri,  sang  Putri




                                              2
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17