Page 28 - Raja Madura yang Perkasa dan Bijaksana
P. 28
Medangkamulan menjadi doa utama yang dipanjatkan
sang Putri. Tanpa terasa air matanya terus mengalir
membasahi pipi. Ia terus memohon petunjuk kepada
Sang Kuasa agar Kerajaan Medangkamulan selalu
dijauhkan dari musibah.
Sementara itu, di Kerajaan Medangkamulan,
penyakit ganas yang menggerogoti tubuh rakyat selama
ini berangsur-angsur pulih seiring doa yang terus
dipanjatkan oleh sang Putri.
Tanpa disadari, kini perut sang Putri kian
membesar. Kehamilannya telah memasuki bulan
kesembilan, waktu yang dinanti-nanti oleh seorang
ibu untuk melahirkan putranya ke dunia. Tiba-tiba
sang Putri menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan.
Ia mulai merasa kesakitan. Ia merintih seorang diri
tanpa ada seseorang pun yang mendampinginya. Ia
hanya menangis sambil menahan rasa sakit. Keringat
bercucuran membasahi sekujur tubuhnya. Air ketuban
pun mulai pecah pertanda sang bayi akan lahir ke dunia.
Sang Putri makin panik. Ia tidak tahu kepada siapa
harus meminta pertolongan.
Kala itu suasana makin mencekam. Suara
binatang malam saling bersahutan. Embusan angin
menyapu seluruh daun kering yang berjatuhan. Langit
pun tampak mendung seolah-olah turut merasakan apa
yang dialami oleh Tuan Putri. Ketika sakit memuncak,
18