Page 103 - BUKU PANCASILA FIX
P. 103

PANCASILA  SEBAGAI  SISTEM  FILSAFAT

                  Pancasila    merupakan    filsafat    bangsa    Indonesia
            mengandung  pengertian  sebagai  hasil  perenungan  mendalam
            dari  para  tokoh  pendiri  negara  (the  founding  fathers)  ketika
            berusaha menggali nilai-nilai dasar dan merumuskan dasar negara
            untuk  di  atasnya  didirikan  negara  Republik  Indonesia. Hasil
            perenungan itu secara resmi disahkan bersamaan dengan Undang-
            Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) tahun   1945
            oleh  Panitia  Persiapan  Kemerdekaan   Indonesia (PPKI) pada 18
            Agustus 1945 sebagai Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia.

                  Kelima  dasar  atau  prinsip  yang  terdapat  dalam  sila-sila
            Pancasila  tersebut  merupakan  satu  kesatuan  bagian-bagian
            sehingga saling berhubungan dan saling bekerjasama untuk satu
            tujuan    tertentu    sehingga    dapat    disebut    sebagai    sistem.
            Pengertian   suatu   sistem,   sebagaimana   dikutip   oleh   Kaelan
            (2000:  66) dari Shrode dan Don Voich memiliki ciri-ciri sebagai
            berikut:  1)  suatu  kesatuan  bagian-bagian;  2)  bagian-bagian
            tersebut   mempunyai     fungsi   sendiri-sendiri;   3)   saling
            berhubungan,     saling   ketergantungan;    4)   kesemuanya
            dimaksudkan  untuk  mencapai  suatu  tujuan  bersama  (tujuan
            sistem); dan 5) terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

                  Berdasarkan  pengertian  tersebut,  Pancasila  yang  berisi
            lima sila, yaitu Sila Ketuhanan yang Maha Esa, Sila Kemanusiaan
            yang Adil dan Beradab, Sila Persatuan Indonesia, Sila Kerakyatan
            yang     dipimpin    oleh   Hikmat     Kebijaksanaan    dalam
            Permusyawaratan/  Perwakilan  dan  Sila  Keadilan  Sosial  bagi
            Seluruh  Rakyat Indonesia, saling berhubungan membentuk satu
            kesatuan    sistem    yang    dalam    proses    bekerjanya    saling
            melengkapi  dalam  mencapai  tujuan.  Meskipun  setiap  sila  pada
            hakikatnya   merupakan   suatu   asas   sendiri,   memiliki   fungsi

                                          73
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108