Page 605 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 605

hati saya merasakan manisnya zikir. Setelah  satu tahun saya mela-
          kukannya, Paman  berkata,  "Hapalkan  terus apa yang saya ajar-
          kan kepadamu dan berzikirlah dengan istiqamah sampai kamu
          masuk ke liang kubur. Sesungguhnya  zikir bermanfaat  bagimu
          di dunia dan akhirat." Semenjak itu saya senantiasa  berzikir
          dengan  kalimat itu selama bertahun-tahun,  sehingga saya men-
          dapatkan kelezatan dan manisnya zikir dalam hatiku.
              Kemudian di suatu hari pamanku (dari ibu) berkata, "Wahai
          Sahal,  jika seseorant  senantiasa  merasa bahwa Allah Yang Maha
          Agr.g selalu melihat dan menyaksikannya  maka apakah ia akan
          durhaka (bermaksiat)  kepada-Nya?  Jauhilah  maksiat!" Saya pun
          akhirnya  selalu berkhalwat  (menyepi),  sehingga keluargaku
          mengirimku ke sebuah sekolah.
              "Sungguh  saya takut jika akan mengalami  banyak kesedih-
          an," kataku yant bermaksud menolak  sar.rnnya.  Akan tetapi,
          keluargaku memberitahukan kepada sang guru agar sayabelajar
          satu jam kemudian pulang.  Saya pun akhirnya berangkat ke
          sekolah. Sayatelah mampu menghapal  Al-Quran Al-Karim.  Keti-
          ka itu saya berusia enam atau tujuh tahun. Saya juga berpuasa
          setiap hari. Makanan saya adalah  roti gandum.  Kebiasaan ini saya
          lakukan hingga saya berusia dua belas tahun. Ketika mempunyai
          suatu masalah,  saya minta keluargaku  agar mengirimkan saya
          ke Basrah untuk menanyakan masalah itu. Saya pun datang ke
          Basrah dan menanyakan kepada  para ulama di sana. fidak se-
          orang pun yang dapat menyelesaikan masalah  saya ini, kemudian
          saya pergi ke Abadan3  mendatangi seorang lelaki yang terkenal
          dengan  nama Abu Flabib Hamzah bin Abdullah  Al-Abadani.Suyu
          tanyakan masalah itu kepadanya, dan ia pun menjawabnya.
          Akhimya, saya menetap  bersamanya  beberapa waktu untuk
          mendengar nasihat-nasihatnya dan berguru kepadanya, kemu-
          dian kembali ke Tustar.  Semenjak itu, saya membatasi  makanan
          saya dengan sepuluh dirham. U*B itu sayabelikangandum      Pe-





             Sebuah  kota Islam di Teluk Arab, pusat penyulingan minyak tanah
          dan pelabuhan  ekspornya.


                                    ?&ri-t 14 S(  e ?fuaaa ?4a.L#  591
   600   601   602   603   604   605   606   607   608   609   610