Page 12 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 12

menyempal  dari  mayoritas  umat.  Mereka  adalah  golongan-
            golongan  kecil  yang  dikenal  dengan  nama  Mu’tazilah,
            Musyabbihah,  Khawarij  dan  lain-lain.  Dari  segi  nama  mereka
            memang  banyak,  tapi  sebenarnya  jumlah  mereka  secara
            keseluruhan  sangat  sedikit  bila  di  banding  dengan
            Ahlussunnah  Wal Jama‟ah.
                    Adapun  bahwa  dasar-dasar  keimanan  yang  enam  di
            atas tidak disebutkan secara bersamaan dalam satu rangkaian
            ayat  al-Qur‟an,  bukan  berarti  bahwa  sebagian  boleh diimani
            dan  sebagiannya  boleh  tidak  diimani.  Karena  hadits tentang
            enam  dasar  keimanan  di  atas  adalah  hadits  Masyhur,  di
            samping  setiap  dasar  dari  enam  perkara  tersebut  didukung
            oleh  banyak  nash  al-Qur‟an  dan  hadits  yang  tak  terhitung
            jumlahnya.  Walaupun itu semua dalam penyebutannya secara
            terpisah.
                    Dalam  hal  ini  para  ulama  menyatakan  bahwa  enam
            perkara  tersebut  sebagai  Ushul  al-I’tiqad  (dasar-dasar
            keyakinan)  dalam  agama  Islam  yang  bersifat  Qath’i  (pasti)
            dan  merupakan  perkara  Ma’lum  Min  ad-Din  Bi  ad-Dharurah
            (perkara  yang  wajib  diketahui  semua  orang  Islam  mukallaf
            tanpa  terkecuali)  yang  sama  sekali  tidak  boleh  diingkari.
            Hukum  orang  yang  mengingkari  salah  satunya  saja  sama
            dengan     hukum     yang     mendustakan     agama     secara
            keseluruhan,  yang  mengakibatkan  orang  tersebut  keluar dari
            Islam (Murtad) .
                           15
                    Ushul  al-Iman  al-Sittah  tersebut  secara  ringkas  sebagai
            berikut:
             1.  Iman  kepada  Allah.  Yaitu  meyakini  bahwa  Allah  Maha
                 Ada,  dan  tidak  ada  permulaan  bagi  keberadaan-Nya.
                 Allah    pemilik  al-Matsal  al-A’la;  artinya  pemiliki  Sifat-



                  15   Lebih komprehensif lihat al-Habasyi, Qawa-id  Muhimmah, h. 7
                                          ix
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17