Page 9 - Ayo-Kita-Tahlil-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-128-Hal
P. 9

Pengantar

                    Al-Hamdu  Lillah,  Wa  ash-Shalatu  Wa  as-Salamu  ‘Ala
            Rasululillah.
                    Secara  garis  besar  penyakit  masyarakat  kita  dalam
            masalah  pengetahuan  atau  ilmu-ilmu  agama  di  akhir  zaman
            ini ada dua; tidak mau belajar dan salah belajar.

                    (Pertama);  Tidak  mau  belajar.  Tentu  akibatnya  fatal,
            kita  semua  mengetahui  itu.  Dan  sesungguhnya  kebodohan
            atau  ketidaktahuan  dalam  urusan  ilmu-ilmu  agama  yang
            pokok  secara  syari’at  tidak  dimaafkan.  Karena  itulah  ada
            banyak  teks-teks  al-Qur’an  (QS.  az-Zumar:  9,  QS.  al-
            Mujadilah: 11) dan hadist yang menetapkan kewajiban belajar
            ilmu-ilmu  agama  (HR.  Al-Bayhaqi  dan  lainnya).  Yang
            dimaksud wajib dalam teks-teks tersebut adalah mempelajari
            ilmu  pokok-pokok  agama  (Dlaruruiyyat  ‘Ilm  ad-Din),  bukan
            seluruh ilmu agama.
                    (Ke  dua);  Salah  belajar.  Problem  ke  dua  ini  adalah
            laksana  bola  salju,  ia  menggelinding  semakin  besar.
            Masyarakat kita banyak yang tidak lagi peduli dengan metode
            belajar ilmu-ilmu agama yang baik dan benar sesuai tuntunan
            syari’at  itu  sendiri.  Masyarakat  modern dikenal instan dalam
            setiap  tatanan  kehidupannya.  Termasuk  dalam  memahami
            ilmu-ilmu  agama,  kebanyakan  mereka  instan  untuk
            mengetahui  sesuatu  dengan  hanya  dengan  membuka  internet,
            searching google, atau alat pencari lainnya. Ini di satu sisi. Di sisi
            lainnya,  ada  sebagian  masyarakat  yang  nyata-nyata  salah
            dalam  belajarnya,  walaupun  ia  belajar  kepada  seorang  guru.
            Oleh  karena  guru  yang  dijadikan  gurunya  itu  adalah  orang
            yang  tidak  memiliki  sanad,  tidak  kapabel,  tidak  tsiqah,  dan


                                          iii
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14