Page 14 - Ayo-Kita-Tahlil-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-128-Hal
P. 14
Ayo Kita Tahlil !! | 3
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ
َ ّ َ ْ
َ
َ
ْ د َ َ ل ي و م ن شأ َ ْ ْ َ ب ص ي ب ة ػب ع د ي با ص ُ َ ي َ ل ن ّ ْ م ن ُأ م ثي د ا ً حأ
ػىا . ْ َ ِ م ص ي ب ِ ثي ُ
Maknannya: “Wahai sekalian manusia, siapapun dari
kalian, atau dari orang-orang mukmin yang tertimpa
musibah maka hendaklah ia ingat akan musibah yang
telah menimpa diriku, janganlah ia melihat musibah
menimpa orang selain diriku (artinya jangan merasa
musibahnya adalah musibah terbesar). Maka
sesungguhnya tidak akan ada seorangpun dari umatku
yang tertimpa musibah yang lebih berat dari musibah
yang telah menimpaku”.
Al-Imam al-Bukhari meriwayatkan pula dari Sayyidah
Aisyah bahwa ia berkata: “Sesungguhnya di antara karunia
agung bagiku adalah bahwa Rasulullah wafat di rumahku, di
hariku bersamaku, dalam pangkuannku, dan sungguh Allah
telah menyatukan antara air ludahku dengan air ludahnya di
hari wafatnya. Ketika Abdurrahman ibn Auf masuk, ia
membawa siwak, dan saat itu Rasulullah bersandar padaku,
Rasulullah melihat melihat Abdurrahman, maka aku paham
bahwa Rasulullah menginginkan siwak. Aku berkata: Aku
ambilkan bagimu? Rasulullah berisyarat dengan kepalanya
menyatakan iya. Maka aku mengambil siwakmu untuk
Rasulullah. Tetapi siwak itu keras, menyulitkan Rasulullah.
Aku berkata: “Aku lebutkan bagimu?”, Rasulullah berisyarat
dengan kepalanya menyatakan iya. Kemudian aku
melembutkan siwak tersebut. Di hadapan Rasulullah ada
wadah berisi air. Rasulullah memasukan kedua tangannya
dalam wadah tersebut, lalu mengusapkannya kepada
wajahnya, seraya berkata: