Page 95 - Ayo-Kita-Tahlil-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-128-Hal
P. 95

84 | Ayo Kita Tahlil !!

                  يػػػػصوي وػػػػنَ ﵁ا يػػػػضر رػػػمَ نػػػػبا تػػػػعسَ :ؿاػػػػقو ،اػػػهتتِ اخو


                        . أرقي ول لقف لجرلا لَإ عجراف :دحمأ ول ؿاقف ،كلذب


                  Adalah  aku  (Ali  ibn  Musa  al-Haddad),  Ahmad  ibn
                  Hanbal  (pendiri  madzhab  Hanbali)  dan  Muhammad
                  ibn  Quddamah  al-Jauhari  -mengiringi-  satu  jenazah.
                  Ketika  mayit  sudah  dimakamkan,  seorang  yang  buta
                  duduk untuk  membaca  al-Qur‟an di  kuburannnya.  Al-
                  Imam  Ahmad  menegurnya:  “Hai,  membaca  al-Qur‟an
                  di kubur adalah  bid‟ah”. Ketika aku  keluar dari  areal
                  kuburan,  Muhammad  ibn  Qudamah  berkata  kepada
                  Ahmad  bin  Hanbal:  “Wahai  Abu  „Abdillah  (sebutan
                  untuk Al-Imam Ahmad) apa pendapatmu tentang orang
                  bernama  Mubasy-syir  al-Halabi?”.  Ahmad  menjawab:
                  “Tsiqah  (orang  dipercaya)”.  Muhammad  bertanya  lagi:
                  “Apakah  engkau  pernah  menulis  sesuatu  darinya?”.
                  Ahmad  berkata:  “Iya”.  Muhammad  ibn  Qudamah
                  berkata:  “Aku  diberitahu  oleh  Mubasyir,  dari  „Abdur
                  Rahman  ibn  al-„Ala‟  ibn  al-Lajlaj  dari  ayahnya  (al-
                  „Ala‟ bin al-Lajlaj) bahwa dia berwasiat apa bila telah
                  dikuburkan untuk  dibacakan  di dekat  kepalanya  ayat-
                  ayat  permulaan  surat  al-Baqarah  dan  ayat-ayat
                  akhirnya.  Al-„Ala  berkata:  “Aku  mendengar  bahwa
                  Ibn Umar juga berwasiat dengan hal yang sama”. Maka
                  kemudian  Ahmad  berkata  kepada  Muhammad  ibn
                  Qudamah:  “Kembalilah  ke  kuburan  dan  katakanlah
                  kepada  orang  buta  itu  silahkan  untuk  membaca  al-
                  Qur‟an .
                        73

                  73   Dituturkan  oleh  al-Qurthubi  dalam  at-Tadzkirah fi Ahwal al-
            Mauta wa Umur al-Akhirah, h. 83. Lihat juga al-Hafizh Ibn Hajar dalam
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100