Page 33 - Flipbook Bu Ernawati Kearifan Lokal Mandar
P. 33
Dikediaman Maraqdia
Maraqdia “Meapai rie Joa, nandiang leba mo rie apa-apaeee
napateng linor”.
Joa “Cipur tau Puang sa indang tau sempat malli
gogos sicco miwassai ponna loka mapunangi
tau”.
Maraqdia : “Iyaumo tia Joa sicco mapunang toa, kindona i
Koris janda topa usanga nawassai ponnana loka”.
Tiba-tiba datanglah Pakkappung, mereka mengeluh kelaparan. Di
sela-sela kebingunannya datanglah Pullando dan Puccecang…
Pullando : “Puangngu….taweee Puang”.
Maraqdia : “Ada apa Pullando, mana Puccecang dan siapa
yang bersamamu? (wajah penasaran)
Pullando : “Ada Puang selalu stay bersamaku Puang.. heee
ini puang sahabat saya Tuan yang baik hati”.
Joa : “Apa bomo Puccecang Pullando akttamu inggana
indang macao pappinadingngu”?
Maraqdia : “Sabar Joa jangan selalu berprasangka buruk
dengan orang asing, bisa saja mereka datang
mambawa pammase untuk kita semua, apalagi
Joa peitao lao pakkapung maseke mate tambai
tori maeppei bantuang”!
Joa : “Ita bandi Puang, apa perintah Puang saya ikuti”.
(dengan menatap tajam pada pemburu,
Puccecang dan Pullando)
Maraqdia pun mendekati Pemburu dan melakukan kesepakatan
dengan langkah gontai sang Maraqdia kembali ke kursinya
meletakan semua miliknya, Warga heran menatap tajam kepada
Maradia. Joa menatap geram Puccecang Pullando karena
mengantar Maraqdia baru mereka.
26 | Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar