Page 5 - media
P. 5

B.  PEMAJEMUKAN
                         1.  PENGERTIAN
                            Kata majemuk (kompositum) adalah gabungan dua kata atau lebih yang
                            membentuk  makna  baru.  Kata  majemuk  berbeda  dengan  gabungan-
                            gabungan  kata  lainnya,  misalnya  frasa  atau  kalimat  yang  masih
                            menunjukkan makna dari setiap unsurnya. Dalam kata majemuk, makna
                            dari  unsur-unur  tersebut  melebur  ke  dalam  satu  makna  yang  baru.
                            Kesatuan makna  yang terdapat  dalam kata majemuk  itu terjad karena
                            keeratan hubungan dari setiap unsurnya. Susunan kata majemuk tidak
                            bisa  diubah  ataupun  ditambah.  Kalaupun  terjadi  perubahan  atau
                            penambahan  dapat  menyebabkan  perubahan  keseluruhan  makna  kata
                            majemuk tersebut. Misalnya, juru kunci menjadi juru yang kunci. Kedua
                            satuan  bahasa  itu  memiliki  makna  yang  berbeda  seperti  halnya  pada
                            satuan lintah darat dengan lintah di darat. Berdasarkan pengertian di
                            atas, dapat dirumuskan ciri-ciri kata majemuk, yaitu sebagai berikut.
                           1.  Dibentuk oleh dua kata atau lebih. Walaupun demikian, jika sudah
                               bergabung menjadi kata majemuk, kata-kata itu dihitung satu kata.
                               Contoh: dia adalah juru kunci.
                               Kata  juru  dan  kunci  dalam  gabungan  itu  tidak  lagi  disebut  kata,
                               melainkan morfem. Jadi kalimat tersebut terdiri atas tiga  kata, yaitu
                               dia, adalah, dan juru kunci. Adapun morfemnya terdiri dari empat
                               yaitu dia, adalah, juru dan kunci.
                           2.  Kata  majemuk  itu  membentuk  makna  baru  yang  berbeda  dengan
                               makna dari setiap unsurnya. Misalnya, kata  juru  kunci. Gabungan
                               kata itu tidak bermakna “juru yang ada kuncinya”, tetapi dalam hal ini
                               berarti “penjaga tempat keramat”.
                           3.  Kata majemuk umumnya dibentuk oleh kata dasar. Hal ini berbeda
                               dengan frasa yang dengan mudah dibentuk dari kata berimbuhan.
                               Contoh:
                               abu gosok            gatal tangan          kantung kempis
                               akal kancil          getah bening          lapis baja
                               anak negeri          gugur bunga           lintah darat
                               babi hutan           hulubalang            merah jambu
                               banting tulang       hulu sungai           mata sapi
                               batuk darah          ibu kota              naik darah
                               buah tangan          ibu angkat            nenek moyang
                           4.  Unsur kata majemuk tidak dapat dipisahkan dengan kata lain. Kata
                               majemuk rumah sakit tidak bisa diubah menjadi rumah tempat orang
                               yang  sakit.  Kata  terjun  payung  tidak  bisa  diubah  menjadi  terjun
                               dengan  payung.  Rumah  tempat  orang  yang  sakit  tidak  selalu
                               dikatakan rumah sakit karena bisa saja rumah itu merupakan rumah
                               pribadi, rumah dokter, ataupun puskesmas. Demikian halnya terjun




                                                            5
   1   2   3   4   5   6   7