Page 20 - PERTEMUAN 3- CYANOBACTERIA
P. 20

D          Klasifikasi Archaebacteria






                        Archaebacteria  biasanya  hidup  pada  habitat  ekstrim,  seperti  sumber  air  panas
              dan  telaga  garam.  Berdasarkan  metabolisme  dan  ekologinya,  Archaebacteria  dibagi
              menjadi tiga  kelompok, yaitu  metanogen,  halofil ektrem  (halofilik,  dan  termofil  ekstrim
              (termoasidofilik).
              1.  Metanogen
                 Kelompok  Archaebacteria  ini  dinamakan  metanogen  sesuai  dengan  metabolisme
              energi  khasnya  yang  membentuk  gas  metana  (CH4)  dengan  cara  mereduksi
              karbondioksida (CO2). Metanogen bersifat anaerobik dan kemosintetik. Metanogen hidup
              dilumpur, rawa dan tempat-tempat yang kekurangan oksigen. Di habitatnya, metanogen
              memperoleh  makanan  dengan  membusukkan  sisa-sisa  tumbuhan  yang  mati  lalu
              menghasilkan gas metana dengan persamaan reaksi : 4H2 + CO2  CH4 + H2O. contoh :
              Methanococcus jannaschii.
                 Beberapa  metanogen  juga  ditemukan  bersimbiosis  dengan  rumen  herbivora  serta
              saluran  pencernaan  rayap  sebagai  agen  fermentasi  selulosa.  Contohnya  Lachnospira
              multipara  (menghidrolisis  pektin),  Ruminococcus  albus  (menghidrolisis  glukosa),
              Succimonas  amylolitica  (menghidrolisis  amilum).  Metanogen  ini  berperan  sebagai
              dekomposer  sehingga  dapat  dimanfaatkan  dalam  pengolahan  limbah  organik  untuk
              memproduksi gas metana. Gas metana dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif
              seiring dengan menipisnya bahan bakar fosil.
                 Bakteri  metanogen  dapat  bertahan  hidup  pada  suhu  tinggi  karena  struktur  DNA,
              protein, dan membran selnya telah beradaptasi. Bakteri metanogen dapat tumbuh dengan
              baik pada suhu 98⸰C dan akan mati pada suhu dibawah 84⸰C.
              2.  Halofil (halofilik)

                 Halofil (halo = garam, philos = pecinta) bersifat Heterotrof. Archaebacteria ini hidup
              pada pada lingkungan berkadar garam tinggi, seperti di danau air asin atau Laut Mati.
              Halofil melakukan respirasi aerobik untuk menghasilkan energi, ada juga beberapa yang
              dapat berfotosintesis.Klorofilnya disebut bakteriorodopsin yang menghasilkan warna
              ungu. Contohnya Halobacterium.

                 Ada beberapa spesies yang sekadar toleran terhadap garam, tetapi ada pula yang
              memang memerlukan 10 kali lebih asin dari air laut untuk tumbuh. Koloni halofil terlihat
              seperti buih berwarna merah-ungu karena bakteriorodopsin yang dimilikinya.






           11                       BAKTERI KELAS X SMA         c
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25