Page 10 - Salinan dari Sampul Modul Ajar SKI Lembar Kerja Krem dan Coklat Ilustrasi _20250508_121406_0000.pdf
P. 10

Pemerintahan  Abbasiyah  mengalami  perubahan  menjadi  sistem  desentralisasi.
                        Banyak  daerah  yang  jauh  dari  Baghdad  memilih  memisahkan  diri.  Mereka
                        mendirikan  negara  sendiri  tetapi  masih  mengakui  kekhalifahan  Abbasiyah  sebagai
                        pemimpin  agama.  Pengakuan  itu  ditunjukkan
                                                                            dengan  mendoakan  khalifah  di
                        mimbar masjid. Nama khalifah juga ditulis di atas nama sultan lokal pada uang yang
                        dicetak.  Sebagian  daerah  masih  mengirimkan  pajak  atau  upeti  ke  Baitul  Mal  di
                        Baghdad.  Tindakan-tindakan  ini  menunjukkan  bahwa  Daulah  Abbasiyah  masih
                        dianggap sebagai pemimpin umat Islam, walaupun secara politik mereka sudah tidak

                        punya kekuatan penuh.

                            Luasnya  wilayah  kekuasaan  membuat  pemerintah  pusat  di  Baghdad  kesulitan
                        dalam  mengontrol  daerah-daerah  jauh.  Sarana  komunikasi  dan  transportasi  belum
                        memadai.  Penyampaian  informasi  bisa  memakan  waktu  lama.  Untuk  mengatasi
                        masalah  ini,  kekuasaan  dibagi.  Khalifah  Harun  al-Rasyid,  misalnya,  memberikan

                        kekuasaan kepada dua anaknya. Al-Amin memerintah wilayah barat, sedangkan Al-
                        Ma’mun  di  wilayah  timur.  Cara  ini  sebenarnya  untuk  memudahkan  pengawasan,
                        tetapi malah membuat kekuasaan semakin terpecah. Banyak daerah akhirnya ingin
                        merdeka dan melepaskan diri dari kekuasaan pusat.

                           Bangsa-bangsa non-Arab mulai menuntut hak-haknya yang tidak mereka dapatkan

                        saat Daulah Umawiyah berkuasa. Daulah Abbasiyah berusaha memenuhi tuntutan

                        mereka karena bangsa non-Arab punya peran penting dalam berdirinya Daulah ini.
                        Hal ini memunculkan rasa kebangsaan dan kesukuan yang kuat. Negara-negara kecil
                        yang didasarkan pada kesukuan pun mulai bermunculan. Bangsa Turki yang punya

                        kekuatan  besar  mulai  ditunjuk  sebagai  gubernur  di  daerah-daerah  jauh.  Mereka

                        memerintah  sesuka  hati  dan  memilih  pejabat  dari  golongan  mereka  sendiri.  Pajak
                        dinaikkan  untuk  menguntungkan  diri  sendiri,  gubernur,  dan  khalifah.  Rakyat
                        semakin menderita. Pada masa ini, kekuasaan politik Abbasiyah semakin melemah.

                        Wilayah-wilayah kekuasaannya terpisah-pisah. Pemberontakan Zanj pada tahun 255
                        H menjadi tanda utama kehancuran Abbasiyah. Pasukan pemberontak sangat kuat
                        dan  berhasil  meretakkan  kekuasaan  pusat.  Daerah  Afrika  Utara  sudah  lama
                        melepaskan diri. Daerah-daerah lain juga mengikuti jejak tersebut dan membentuk

                        pemerintahan  sendiri.  Banyak  tokoh  memanfaatkan  lemahnya  khalifah  untuk
                        mendirikan negara independen. Negara-negara baru itu didukung oleh orang-orang
                        miskin yang sulit mendapat pekerjaan (Ibnu Rusydi, 2023: 55).
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15