Page 11 - Salinan dari Sampul Modul Ajar SKI Lembar Kerja Krem dan Coklat Ilustrasi _20250508_121406_0000.pdf
P. 11

Daulah  Abbasiyah  tidak  berhasil  menyatukan  umat  Islam  dalam  satu
                        pemerintahan. Fanatisme suku semakin kuat dan mempercepat perpecahan. Namun,
                        kekhalifahan Abbasiyah masih dihormati sebagai pemimpin agama Islam. Khilafah

                        tetap  dianggap  penting  untuk  menjaga  persatuan  umat  Islam  secara  spiritual.

                        Negara-negara  yang  sudah  merdeka  secara  politik,  tetap  menjalin  hubungan
                        keagamaan  dengan  khalifah.  Mereka  tidak  ingin  memutuskan  ikatan  keislaman,
                        meskipun tidak lagi tunduk secara pemerintahan.

                    3. Fase Ketiga Daulah Abbasiyah
                             Masa ini disebut pengaruh Persia kedua (334 - 447 H), karena Dinasti Buwaihi

                        (Syiah)  dari  Persia  menguasai  Baghdad  dan  pemerintahan  Abbasiyah.  Khalifah

                        hanya  menjadi  simbol  agama,  sementara  kekuasaan  politik  sepenuhnya  di  tangan
                        para penguasa Buwaihi. Terjadi ketegangan sektarian antara Sunni dan Syiah serta
                        kemunduran otoritas pusat (Syamruddin, 2017: 181).

                    4. Fase Keempat Daulah Abbasiyah
                                Disebut  pengaruh  Turki  kedua  (447  -  590  H),  karena  Dinasti  Seljuk  (Sunni)

                        mengambil  alih  kekuasaan  politik.  Meski  khalifah  tetap  berkuasa  secara  simbolik,
                        Dinasti  Seljuk  mendukungnya  secara  keagamaan.  Masa  ini  ditandai  oleh  stabilitas
                        politik, berkembangnya pendidikan Islam, dan kebangkitan mazhab Sunni.

                    5. Fase Kelima Daulah Abbasiyah
                                  Khalifah  kembali  memerintah  tanpa  pengaruh  dinasti  luar,  namun  hanya
                        berkuasa  di  Baghdad  dan  sekitarnya  (590  -  656  H).  Kekuasaan  khalifah  bersifat
                        terbatas  dan  simbolik.  Periode  ini  berakhir  dengan  serangan  Mongol  yang

                        menghancurkan Baghdad dan mengakhiri kekhalifahan secara politik (Badri Yatim,
                        2010: 49).
                            Berdirinya  kekhalifahan  ini  tidak  terlepas  dari  peran  besar  beberapa  tokoh  dari
                    keluarga  Abbasiyah  yang  memimpin  gerakan  sejak  awal.  Tokoh-tokoh  ini  berperan
                    dalam bidang ideologi, strategi, dan pemerintahan awal. Berikut adalah empat khalifah

                    penting yang terlibat dalam proses pembentukan Daulah Abbasiyah:
                    1. Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas
                          Merupakan tokoh awal penggerak dakwah rahasia Abbasiyah. Ia adalah cicit dari
                      Abbas  bin  Abdul  Muthalib,  paman  Nabi  Muhammad  saw.  Membangun  jaringan
                      politik di berbagai wilayah, terutama di Khurasan. Gagasannya menjadi dasar gerakan
                      yang menjatuhkan kekuasaan Bani Umayyah (Subchi, 2015: 123).
                    2. Ibrahim al-Imam
                           Putra dari Muhammad bin Ali yang melanjutkan kepemimpinan gerakan. Dikenal
                       sebagai pemikir strategi dan tokoh spiritual bagi pendukung Abbasiyah. Dibunuh oleh

                       penguasa Umayyah sebelum berhasil naik takhta.
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16