Page 18 - e-modul PKWU KLS XI
P. 18
luasan potensial budi daya air tawar di waduk dan danau sebesar 51.824 ha. Luasan
budi daya KJA di perairan umum saat ini tercatat 1.563 ha atau 3% (KKP, 2018).
Usaha perikanan khususnya budi daya perikanan air tawar sekarang tidak lagi
dijadikan usaha sampingan, tetapi banyak masyarakat menjadikan usaha ini sebagai
usaha pokok. Usaha perikanan darat sebagai salah satu sumber penghasilan petani
ikan memegang peranan penting dalam kegiatan ekspor.
Ikan yang memiliki nilai ekonomis untuk dibudidayakan adalah ikan konsumsi.
Banyak sekali ikan konsumsi khususnya ikan air tawar yang dapat dibudidayakan,
diantaranya ikan lele, ikan nila, ikan patin, ikan mas, ikan gurami, dan lainnya. Ikan
konsumsi air tawar banyak dibudidayakan oleh masyarakat karena pemeliharaannya
yang mudah dan tidak membutuhkan biaya produksi yang besar, sehingga dapat
dikembangkan oleh masyarakat luas.
c. Potensi Budi Daya Tanaman Sayur
Sektor pertanian di Indonesia memiliki peran strategis dalam perkembangan
struktur perekonomian nasional. Selain sebagai penghasil pangan dan pembentuk
Produk Domestik Bruto (PDB), sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja terbesar
terutama di pedesaan, sumber bahan baku industri, cadangan devisa, dan pendapatan
masyarakat. Komoditas hortikultura, khususnya sayuran mempunyai beberapa
peranan strategis, antara lain:
1) Sumber bahan makanan bergizi bagi masyarakat yang kaya akan vitamin dan
mineral,
2) Sumber pendapatan dan kesempatan kerja, serta kesempatan berusaha,
3) Bahan baku agroindustri, sebagai komoditas potensial ekspor yang merupakan
sumber devisa negara, dan
4) pasar bagi sektor non pertanian, khususnya industri hulu.
Saat ini, angka produksi tanaman sayuran sudah mengalami peningkatan tetapi
belum memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran masyarakat di Indonesia. Menurut
data BPS (Badan Pusat Statistik) Tahun 2019 konsumsi sayur masyarakat Indonesia
sebesar 209,89 gram per kapita/hari. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk
Indonesia, maka fakta ini mengindikasikan bahwa pangsa pasar domestik untuk
komoditi sayuran di Indonesia masih terbuka lebar. Tanaman sayur yang sering
dikonsumsi dan digemari oleh masyarakat, diantaranya sayur bayam, kangkung, sawi
(caisin), selada, dan lainnya.
Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) Tahun 2019, jika dilihat dari
komoditas sayuran yang dikonsumsi, kangkung merupakan komoditas sayuran yang
paling banyak dikonsumsi pada level nasional, yaitu sebesar 10,46 gram per
kapita/hari. Kemudian, bayam dan terong merupakan komoditas sayuran kedua dan
ketiga terbanyak dikonsumsi, yaitu masing-masing sebesar 9,26 gram dan 7,76 gram
per kapita/hari.
Oleh sebab itu, sayur kangkung banyak dibudidayakan oleh masyarakat karena
dapat hidup di berbagai media tanam. Pemeliharaannya pun cukup mudah sehingga
tidak membutuhkan biaya produksi yang besar.
Sistem produksi budi daya dapat disusun melalui pertimbangan ekonomi, yang
dalam penyusunannya mempertimbangkan besarnya profit yang dihasilkan dan
pertimbangan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi. Produk yang
dibudidayakan biasanya yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dengan
menggunakan sistem produksi budi daya yang sederhana agar dapat menekan biaya
produksi.
10