Page 314 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 314
- Memerintahkan Dirjen Pendidikan Tinggi (saat itu dijabat oleh Mashuri, S.H.) melengkapi Setelah meninggalkan dunia politik, Sanusi menikah untuk kedua kalinya pada tahun 1987, saat
fasilitas pendidikan IKIP dengan laboratorium untuk meningkatkan kualitas guru-guru yang lulus umurnya 73 tahun. Ia menikah dengan Theodora Walandouw, anggota DPR yang mengusulkan
dari institusi ini. peraturan untuk gaji guru ketika Sanusi menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
- Menerima gagasan salah satu anggota DPR RI, Nyonya Walandouw, yang mengusulkan Delapan tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 12 Desember 1995, Mohamad Sanusi Hardjadinata
Undang-Undang/Peraturan Gaji Guru mengingat tugas dan tanggung jawab guru cukup meninggal dunia pada umur 81 tahun.
besar.
- Memerintahkan pembentukan Panitia Bersama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dan Departemen Agama agar pelaksanaan pelajaran agama dapat diatur dengan lebih baik
agar cita-cita membentuk manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berilmu dapat
tercapai.
- Mengingatkan aparat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang mengelola Sumbangan
Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) agar melaksakanan tugas sesuai dengan asas keadilan.
- Mendukung kehadiran organisasi mahasiswa karena organisasi semacam ini bermanfaat bagi
perkembangan mahasiswa dan generasi muda.
- Menghentikan pelaksanaan proyek pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
yang menyimpang dari peraturan yang berlaku dan menyebabkan departemen ini mengalami
defisit. 26
KARIER DI BIDANG POLITIK
Selain sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sanusi juga dikenal sebagai tokoh Partai Nasional
Indonesia yang pada tahun 1973 bersama Parkindo, partai Katolik, IPKI, dan Murba melebur menjadi bagian
dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Pada tanggal 20 Februari 1975 ia diangkat menjadi Ketua Umum PDI,
menggantikan Mohamad Isnaeni, atas perintah Presiden Soeharto kepada beberapa anggota PDI seperti
Abdul Madjid dan Sabam Sirait.
Salah satu tugas yang dikerjakan oleh Sanusi pada tahun-tahun awal menjabat sebagai Ketua Umum
PDI adalah mempersiapkan kongres I PDI di Istora Senayan pada pertengahan April tahun 1976.
Berdasarkan wawancara dengan Sabam Sirait, ada lebih kurang 1.500 orang dari 26 Dewan Pimpinan
Daerah (DPD) dari 260 cabang di seluruh Indonesia yang menghadiri kongres tersebut.
Sanusi mengundurkan diri dari partai pada tanggal 16 Oktober 1980 karena menurutnya intervensi
pemerintah (Orde Baru) sudah terlalu mendalam. Sanusi berpendapat bahwa pembentukan partai dari
atas tidak akan menjadikan PDI sebagai partai yang baik yang dapat membela dan memperjuangkan
kepentingan rakyat dan hanya akan menjadi partai kerdil yang hanya untuk golongan tertentu serta
tidak akan mengakar dengan massa.
Dalam bukunya yang terbit pada tahun 1984, Selamatkan Demokrasi Berdasarkan Jiwa Proklamasi dan
UUD 1945, Sanusi menulis,
“... hendaknya pemerintah menyadari, pembangunan politik
dan pendidikan politik merupakan hal yang tidak mudah.
Itulah sebabnya kita mengharapkan agar pemerintah
tidak akan tergesa-gesa memaksakan keinginannya yang
sekiranya akan menimbulkan keresahan masyarakat ....”
302 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 303

