Page 315 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 315

-  Memerintahkan Dirjen Pendidikan Tinggi (saat itu dijabat oleh Mashuri, S.H.) melengkapi   Setelah meninggalkan dunia politik, Sanusi menikah untuk kedua kalinya pada tahun 1987, saat
 fasilitas pendidikan IKIP dengan laboratorium untuk meningkatkan kualitas guru-guru yang lulus   umurnya 73 tahun. Ia menikah dengan Theodora Walandouw, anggota DPR yang mengusulkan
 dari institusi ini.  peraturan untuk gaji guru ketika Sanusi menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
 -  Menerima gagasan salah satu anggota DPR RI, Nyonya Walandouw, yang mengusulkan   Delapan tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 12 Desember 1995, Mohamad Sanusi Hardjadinata
 Undang-Undang/Peraturan Gaji Guru mengingat tugas dan tanggung jawab guru cukup   meninggal dunia pada umur 81 tahun.
 besar.
 -  Memerintahkan pembentukan Panitia Bersama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
 dan Departemen Agama agar pelaksanaan pelajaran agama dapat diatur dengan lebih baik
 agar cita-cita membentuk manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berilmu dapat
 tercapai.
 -  Mengingatkan aparat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang mengelola Sumbangan
 Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) agar melaksakanan tugas sesuai dengan asas keadilan.
 -  Mendukung kehadiran organisasi mahasiswa karena organisasi semacam ini bermanfaat bagi
 perkembangan mahasiswa dan generasi muda.
 -  Menghentikan pelaksanaan proyek pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
 yang menyimpang dari peraturan yang berlaku dan menyebabkan departemen ini mengalami
 defisit. 26



 KARIER DI BIDANG POLITIK

 Selain  sebagai  Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan,  Sanusi  juga  dikenal  sebagai  tokoh  Partai  Nasional
 Indonesia yang pada tahun 1973 bersama Parkindo, partai Katolik, IPKI, dan Murba melebur menjadi bagian
 dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Pada tanggal 20 Februari 1975 ia diangkat menjadi Ketua Umum PDI,
 menggantikan Mohamad Isnaeni, atas perintah Presiden Soeharto kepada beberapa anggota PDI seperti
 Abdul Madjid dan Sabam Sirait.

 Salah satu tugas yang dikerjakan oleh Sanusi pada tahun-tahun awal menjabat sebagai Ketua Umum
 PDI  adalah  mempersiapkan  kongres  I  PDI  di Istora  Senayan  pada  pertengahan  April  tahun  1976.
 Berdasarkan wawancara dengan Sabam Sirait, ada lebih kurang 1.500 orang dari 26 Dewan Pimpinan
 Daerah (DPD) dari 260 cabang di seluruh Indonesia yang menghadiri kongres tersebut.

 Sanusi mengundurkan diri dari partai pada tanggal 16 Oktober 1980 karena menurutnya intervensi
 pemerintah (Orde Baru) sudah terlalu mendalam. Sanusi berpendapat bahwa pembentukan partai dari
 atas tidak akan menjadikan PDI sebagai partai yang baik yang dapat membela dan memperjuangkan
 kepentingan rakyat dan hanya akan menjadi partai kerdil yang hanya untuk golongan tertentu serta
 tidak akan mengakar dengan massa.

 Dalam bukunya yang terbit pada tahun 1984, Selamatkan Demokrasi Berdasarkan Jiwa Proklamasi dan
 UUD 1945, Sanusi menulis,






 “... hendaknya pemerintah menyadari, pembangunan politik
 dan pendidikan politik merupakan hal yang tidak mudah.
 Itulah  sebabnya  kita  mengharapkan  agar  pemerintah

 tidak akan tergesa-gesa memaksakan keinginannya yang
 sekiranya akan menimbulkan keresahan masyarakat ....”








 302  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  303
   310   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320