Page 3 - eModul SPEOS
P. 3

BAB I


                                                    PENDAHULUAN




                        A.   Latar Belakang

                             Pemberian Air Susu  Ibu (ASI) eksklusif cenderung mengalami penurunan

                        dari  tahun  ke  tahun.  Di  Indonesia,  pencapaian  pemberian  ASI  Eksklusif  baru
                        mencapai  31,5%  dari  target  80%  (Kementerian  Kesehatan  Republik  Indonesia,

                        2018). Padahal ASI merupakan nutrisi yang paling penting bagi bayi terutama pada

                        bulan pertama kehidupannya. Gizi tertinggi ada di hari-hari pertama kehidupan bayi
                        adalah kolostrum (Roesli, 2009).

                             Angka  tersebut  cukup  memprihatinkan  karena  rendahnya  kesadaran
                        masyarakat dalam upaya mendorong pemberian ASI, kondisi ini dapat mengancam

                        tumbuh  kembang  anak  untuk  selanjutnya.  Pemberian  makanan  yang  tepat
                        merupakan hal terbaik bagi kelangsungan hidup bayi, serta dapat mempererat ikatan

                        kasih sayang ibu dan anak (Depkes RI, 2010).

                             Provinsi Bali mencapai angka kematian bayi di bawah rata-rata nasional yaitu
                        4,8 per 1000 kelahiran hidup, serta keterjangkauan fasilitas dan tenaga kesehatan

                        yang  memadai,  namun  tetap  belum  mencapai  cakupan  ASI  sesuai  target  yang
                        ditentukan (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2018). Dalam 5 tahun terakhir, cakupan

                        pemberian ASI eksklusif sangat fluktuatif. Dibandingkan dengan cakupan tahun
                        2013  67,4%  serta  tahun  2015  naik  lagi  menjadi  72,8%,  tahun  2016  turun  lagi

                        menjadi 60%, dan tahun 2017 turun lagi menjadi 50,5% (Dinas Kesehatan Provinsi

                        Bali,  2018).  Di  kota  Denpasar  sendiri  pencapaian  ASI  Eksklusif  baru  43,9  %
                        merupakan  kota  yang  terendah  pencapaian  ASI  Eksklusifnya  di  Bali  (Dinas

                        Kesehatan Kota Denpasar, 2018).
                             Berbagai permasalahan mendasar yang memberikan andil dalam kegagalan

                        dalam proses menyusui disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor ibu,
                        faktor  bayi,  faktor  psikologis,  faktor  tenaga  kesehatan,  faktor  sosial  budaya

                        (Nugraheni & Heryati, 2017). Alasan yang  paling sering ditemukan di masyarakat

                        yaitu ibu merasa ASI tidak keluar dan tidak mencukupi kebutuhan bayi sehingga
   1   2   3   4   5   6   7   8