Page 52 - Modul CEP Ikatan Kimia
P. 52

Unsur  hidrida  unsur-unsur  golongan  VIA  (H2O,  H2S,  H2Se,  dan  H2Te)  terdapat
               penyimpangan yang sangat mencolok pada H2O. Penyimpangan yang sama juga terdapat
               pada NH3 dengan hidrida unsur-unsur golongan VA lain (PH3, AsH3, dan SbH3) dan juga
               pada HF dengan hidrida unsur-unsur golongan VIIA lainnya (HCl, HBr, HI, dan Hat). Sifat
               yang abnormal dari HF, H2O, dan NH3 tersebut dijelaskan dengan konsep ikatan hidrogen.

                       Seperti kita ketahui, F, O, dan N adalah unsur-unsur yang sangat elektronegatif.
               Oleh karena itu, ikatan F — H, O—H, dan N—H adalah ikatan-ikatan yang sangat polar.
               Dalam HF, H2O, NH3 dan senyawa-senyawa lain yang mengandung ikatan F — H, O—H,
               atau N—H, atom H sangat positif. Dalam senyawa–senyawa seperti itu terdapat suatu
               ikatan,  yang  disebut  ikatan  hidrogen,  yaitu  ikatan  karena  gaya  tarik-menarik
               elektrostatik antara atom hidrogen yang terikat pada atom berkeelektronegatifan besar
               (atom F, O, atau N) dengan atom berkeektronegatifan besar dari molekul tetangga, baik
               antarmolekul sejenis maupun yang berlainan jenis.

                b.  Pengaruh Gaya London Terhadap Titik Didih dan Titik Leleh

                       Seperti halnya ikatan hidrogen, kekuatan gaya London berbanding lurus dengan
                titik didih dan titik leleh. Semakin besar gaya London suatu senyawa, titik didih dan titik
                lelehnya akan semakin tinggi.

















                   Gambar 10. Grafik antara Ar unsur-unsur golongan gas mulia dengan titik didih dan titik
                                                         lelehnya

                       Perhatikan Gambar 9. Jumlah elektron dalam suatu atom/ molekul berbanding
                lurus  dengan  massa  atom/molekul.  Banyaknya  elektron  yang  dimiliki  atom/molekul
                menyebabkan  atom/molekul  tersebut  semakin  mudah  membentuk  dipol  sesaat  dan
                sipol terinduksi. Akibatnya, gaya London yang terbentuk semakin kuat. Semakin kuat
                gaya London, titik didih dan titik leleh akan semakin tinggi.

                       Selain Ar atau Mr, faktor lain yang mempengaruhi kekuatan gaya London adalah
                jumlah  cabang  suatu  molekul.  n-pentana,  2-metil-butana,  dan  2,2-dimetil-propana
                merupakan  molekul  nonpolar  sehingga  senyawa-senyawa  tersebut  mempunyai  gaya
                London.  Jika  kita  mengamati  rumus  molekul,  Mr  dan  struktur  molekulnya,  ketiga
                molekul tersebut mempunyai rumus molekul dan Mr yang sama, tetapi struktur molekul
                yang  berbeda.  Dengan  demikian  n-pentana,  2-metil-butana,  dan  2,2-dimetil-propana
                merupakan isomer.
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57