Page 53 - Modul CEP Ikatan Kimia
P. 53
(a) (b) (c)
Keterangan : (a) n-pentana tidak mempunyai cabang.
(b) 2-metil-butana mempunyai 1 cabang.
(c) 2,2-dimetil-propana mempunyai 2 cabang.
Semakin sedikit jumlah cabang, titik didih dan titik lebur zat akan semakin tinggi.
hal tersebut disebabkan karena pada molekul yang berisomer, terbentuknya dipol
terinduksi ditentukan oleh luas permukaan sentuh antarmolekul. Semakin luas
permukaan sentuh, penginduksian semakin mudah terjadi sehingga dipol terinduksi
akan lebih mudah terbentuk. Luas permukaan sentuh n-pentana lebih besar daripada 2-
metil-butana dan 2,2-dimetil-propana. Adapun luas permukaan sentuh 2-metil-butana
lebih besar daripada 2,2-dimetil-propana.
c. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Wujud Gas Nitrogen
Pada suhu rendah, gas nitrogen berwujud cair. Sebaliknya pada suhu tinggi, gas
nitrogen berwujud gas. Fenomena ini tidak terlepas dari ikatan kimia yang dimiliki gas
nitrogen. Gas nitrogen tersusun dari molekul-molekul nitrogen (N2). Atom-atom N pada
molekul N2 diikat oleh ikatan intramolekul yang sangat kuat, yaitu ikatan kovalen.
Antarmolekul N2 berinteraksi satu sama lain pada suhu rendah melalui gaya
antarmolekul yang sangat lemah . Hal tersebut menyebabkan gas nitrogen berwujud cair
pada suhu rendah. Pada suhu tinggi gaya antar molekul tidak dapat mempertahankan
jarak antarmolekul N2 agar tetap berdekatan. Akibat jarak yang merenggang, gas N2
berubah wujud menjadi gas.
Gambar 11. Susunan molekul –molekul N2 pada (a) suhu rendah, (b) suhu tinggi
d. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Kekentalan Cairan