Page 123 - Microsoft Word - Salinan PermenPANRB Sistem Manajemen Kinerja.docx
P. 123
- 108 -
Bobot 2 = Bobot Nilai Capaian Rencana Kinerja Atasan Langsung/
Unit Kerja/ Organisasi yang diintervensi/ Bobot rata-rata capaian
IKI rencana kinerja utama pejabat pimpinan tinggi atau pimpinan
unit kerja yang diintervensi
Nilai 2 = Nilai Capaian Rencana Kinerja Atasan Langsung/ Unit
Kerja/ Organisasi yang diintervensi/ Rata-rata nilai capaian IKI
rencana kinerja utama pejabat pimpinan tinggi atau pimpinan unit
kerja yang diintervensi
(b) Nilai Tertimbang Capaian Rencana Kinerja Tambahan
(1) Jika terdapat kinerja tambahan, maka diberikan
tambahan bobot diluar kinerja utama dengan ketentuan:
INSTANSI LINGKUP PENUGASAN BOBOT
Instansi 1. Dalam satu unit kerja 1
Pusat 2. Antar unit kerja dalam satu Instansi 2
3. Antar Instansi 3
(Pusat-Pusat/Pusat-Daerah)
Instansi 1. Dalam satu perangkat daerah 1
Daerah 2. Antar perangkat daerah dalam satu 2
daerah
3. Antar daerah 3
(Daerah-Daerah/Daerah–Pusat)
(2) Dalam hal PyB menetapkan lingkup penugasan kinerja
tambahan selain sebagaimana yang dimaksud pada
angka 1, maka PyB menetapkan bobot kinerja tambahan
dimaksud dengan ketentuan paling banyak 4 poin.
(3) Apabila Capaian IKI kinerja tambahan berada pada
kategori “Sangat Baik”, maka nilai tertimbang diperoleh
dengan formula:
100 Bobot Lingkup Penugasan
Nilai Tertimbang = × × Nilai
100 100
Dimana:
Nilai = Nilai Capaian IKI rencana Kinerja Tambahan
(4) Apabila Capaian IKI kinerja tambahan berada pada
kategori “Baik”, maka nilai tertimbang diperoleh dengan
formula:
80 Bobot Lingkup Penugasan
Nilai Tertimbang = × × Nilai
100 100
Dimana:
Nilai = Nilai Capaian IKI rencana Kinerja Tambahan
(5) Apabila Capaian IKI kinerja tambahan berada pada
kategori “Cukup”, maka nilai tertimbang diperoleh
dengan formula:
60 Bobot Lingkup Penugasan
Nilai Tertimbang = × × Nilai
100 100
Dimana: