Page 166 - Profil PMKS Update 2014_Neat
P. 166
Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012
9istilah pengganti terminologi penyandang cacat, yang kemudian pada tahun 2010
memunculkan kesepahaman dan merekomendasikan untuk mengubah istilah nama
dari penyandang cacat menjadi penyandang disabilitas dengan kesepakatan
bersama oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu dan pihak terkait.
Perubahan istilah penyandang cacat menjadi penyandang disabilitas
sesuai dengan isi konvensi pada bagian pembukaan yang menyebutkan bahwa
disabilitas merupakan suatu konsep yang bersifat berkembang (evolusi). Hal ini juga
sesuai dengan perkembangan bahasa yang bersifat dinamis. Penanganan
permasalahan penyandang disabilitas tidak hanya berfokus pada penyandang
disabilitas saja, tetapi juga diarahkan pada pemeliharaan dan penyiapan kondisi
lingkungan fisik yang dapat mendukung perluasan aksesibilitas terhadap
penyandang disabilitas. Dengan perkembangan situasi dan permasalahan
penyandang disabilitas yang semakin kompleks merupakan tantangan kita semua
untuk membentuk kerangka kerja yang bertumpu pada pemenuhan hak-hak
penyandang disabilitas. Semua upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan dan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas, dan dalam rangka
pemenuhan hak-hak mereka. Setiap penyandang disabilitas memiliki hak dan
perlakuan yang sama dalam pekerjaan, pendidikan, aksesibilitas,dan informasi
teknologi, untuk mencapai kemandirian, kesetaraan dan kesejahteraan sosial
penyandang disabilitas.
8.1 Distribusi penyandang disabilitas
Hasil Susenas tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah penyandang
disabilitas adalah 6,00 juta jiwa atau 2,45 persen dari seluruh penduduk Indonesia,
kondisi ini lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2006 sebanyak 3,06 juta jiwa (1,38
persen) dan tahun 2009 sebanyak 2,13 juta jiwa (0,92 persen), adanya perubahan
persentase disabilitas tersebut juga disebabkan oleh perbedaan konsep disabilitas
yang digunakan.
Jika dilihat menurut tipe daerah, pada tahun 2012 jumlah penyandang
disabilitas di perkotaan sekitar 2,68 juta jiwa (2,20 persen) lebih rendah
dibandingkan perdesaan dengan jumlah sekitar 3,33 juta jiwa (2,71 persen). Kondisi
yang sama juga terjadi pada tahun 2006 dan 2009. Pada tahun 2006, proporsi
penyandang disabilitas di perkotaan sebesar 1,15 persen lebih rendah dibandingkan
di perdesaan sebesar 1,56 persen. Pada tahun 2009, proporsi penyandang
ng Disabilit
Penyandang Disabilitas
as
Penyandang Disabilitas
Penyanda
| 138 Penyandang Disabilitas Penyanda ng Disabilit as