Page 203 - Profil PMKS Update 2014_Neat
P. 203

Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012        Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012


                                                             Tabel 9.8
    Bila  dilihat  menurut  status  tanah  tempat  tinggal  yang  ditempati  suatu   Perkiraan Jumlah (dalam Ribuan) dan Persentase Rumah Tangga yang Tinggal

 rumah tangga seperti yang disajikan pada Tabel 9.7, maka status tanah hak milik   diRumah Tidak Layak Huni menurut Tipe Daerah dan Luas Lantai Per Kapita,
                                                            2010−2012
 mempunyai persentase terbesar yaitu 82,94 persen. Sedangkan status tanah hak
                                                           2010              2011              2012
 guna bangunan sebesar 2,62 persen, status tanah hak pakai sebesar 10,49 persen,   Tipe Daerah/
                           Luas Lantai Per Kapita     Jumlah     %      Jumlah     %     Jumlah      %
 dan sisanya sebesar 3,95 persen status lainnya. Pola yang sama juga terjadi baik di   (000)   (000)   (000)
 daerah perkotaan maupun perdesaan.   (1)               (2)      (3)      (4)      (5)      (6)     (7)
                         Perkotaan
    Dilihat menurut tipe daerah, persentase rumah tangga yang tinggal di rumah   Luas Lantai Perkapita ≥ 7,2 m    510,8   41,89   481,2   43,66   371,8   37,06
                                                  2
 dengan status tanah hak milik di daerah perdesaan memiliki persentase lebih tinggi   Luas Lantai Perkapita <7,2 m    708,6   58,11   621,1   56,34   631,4   62,94
                                                  2
 dibandingkan  di  daerah  perkotaan,  yaitustatus  tanah  hak  milik  84,92  persen   Total   1219,4  100,00   1102,4  100,00   1003,2  100,00

 berbanding  73,87.  Sebaliknya  persentase  rumah  tangga  yang  tinggal  di  rumah   Perdesaan
                                                  2
 dengan  status  tanah  hak  guna  bangunan,  hak  pakai  dan  lainnya  di  daerah   Luas Lantai Perkapita ≥ 7,2 m    2.277,7   55,11   2103,7   52,99   1780,2   51,42
                                                  2
 perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan.   Luas Lantai Perkapita < 7,2 m    1.855,3   44,89   1 866,0   47,01   1681,9   48,58
                          Total                       4 133,0  100,00   3 969,7  100,00   3462,1  100,00
                         Perkotaan+Perdesaan
 9.6   Rumah  Tangga  yang  Tinggal  Di  Rumah  Tidak  Layak  Huni  menurut
                                                  2
 Fasilitas Perumahan      Luas Lantai Perkapita ≥ 7,2 m    2 788,5   52,10   2 585,0   50,96  2 152,0   48,19
                                                  2
                          Luas Lantai Perkapita < 7,2 m    2 563,8   47,90   2 487,1   49,04  2 313,3   51,81
 Secara  umum,  kualitas  rumah  tinggal  menunjukkan  tingkat  kesejahteraan   Total   5 352,4  100,00   5 072,0  100,00   4465,3  100,00
 rumah  tangga.  Kualitas  rumah  tinggal  diantaranya  ditentukan  oleh  kondisi  fisik
                        Sumber: BPS,Susenas 2010-2012
 rumah/fasilitas  yang  digunakan  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Tabel  9.8  menyajikan
 persentase  rumah  tidak  layak  huni  menurut  luas  lantai  per  kapita.  Dilihat  dari
                               Gambar  9.6  menunjukkan  perkembangan  rumah  tangga  yang  tinggal  di
 perkembangan tiga tahun terakhir, persentase rumah tangga yang tinggal di rumah
                        rumah tidak layak huni menurut bangunan fisik rumah. Pada gambar tersebut tidak
 2
 tidak  layak  huni  dengan  luas  lantai  per  kapita  kurang  dari  7,2  m   di
                        terlihat  perubahan  yang  signifikan  pada  penggunaan  atap  ijuk/rumbia/lainnya  dan
 perkotaan,meningkat dari 58,11persen tahun 2010 menjadi 62,94persen pada tahun
                        penggunaan  dinding  bambu/lainnya.  Persentase  rumah  tangga  yang  tinggal  di
 2012.  Kondisi  yang  sama  juga  terjadi  di  perdesaan,  dimana  jumlah  rumah  tangga
                        rumah  tidak  layak  huni  dengan  atapijuk/rumbia/lainnya  pada  tahun  2010  sebesar
 yang tinggal di rumah tidak layak huni dengan luas lantai kurang per kapita kurang
                        27,04  persen,  naik  menjadi  sebesar  28,75  persen  pada  tahun  2012.  Sedangkan
 2
 dari 7,2 m  di perdesaan juga meningkat dari 44,89 persen di tahun 2010 menjadi
                        persentase  rumah  tangga  yang  tinggal  di  rumah  tidak  layak  huni  yang
 48,58 persen di tahun 2012.
                        menggunakan dinding bambu/lainnya  pada tahun 2010sebesar 55,99 persen naik
                        menjadi 60,92 persen pada tahun 2012.

                               Penggunaan  lantai  bukan  tanah  dianggap  lebih  baik  dibandingkan  lantai

                        tanah.  Dilihat  perkembangannya  tiga  tahun terakhir  ini,  persentase  rumah  tangga

                        yang  tinggal  dirumah  tidak  layak  huni  dengan  lantai  tanah  mengalami  penurunan

                        yaitu pada tahun 2010 sebesar50,59 persen turun menjadi 46,22 persen pada tahun
                        2012.



 Rumah Tangga yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni
                        Rumah Tangga yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni
 | 174                                Rumah Tangga yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni  Rumah Tangga yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni
 Rumah Tangga yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni
                        Rumah Tangga yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni                        | 175
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208