Page 13 - Blue Modern Annual Report  Book Cover
        P. 13
     AVERTEBRATA
                                          Filum Arthropoda dapat dibagi menjadi empat kelas, yaitu kelas crustacea
                                atau  udang-udangan,  Arachnida  atau  laba-laba,  Myriapoda  atau  disebut
                                dengan hewan yang mempunyai kaki banyak dan Insecta atau serangga. Pada
                                anggota  kelas  Insecta,  ada  hal  yang  menarik  yaitu  pada  masa  hidupnya  akan
                                mengalami  perubahan  bentuk  dari  mulai  larva  hingga  dewasa.  Perubahan
                                bentuk dalam pertumbuhan insect ini dinamakan dengan metamorofosis. Kelas
                                Crustacea  yang  terkenal  adalah  Udang.  Kelompok  dari  anggota  kelas  ini
                                mempunyai dua masang antenna pada bagian kepala yaitu sepasang antenna
                                panjang  dan  juga  sepasang  antenna  yang  pendek  yang  disebut  dengan
                                antenulae. Pada setiap ruas pada tubuhnya, terdapat sepasang kaki. Kelompok
                                hewan  ini  hidup  di  air  tawar  dan  juga  hidup  di  air  laut.  Meskipun  ada  yang
                                teradaptasi dengan kehidupan yang ada di darat. Bagian kepala dan dadanya
                                bersatu sehingga disebut juga dengan Cephalotorax (Kastowi, Yusuf, 2013).
                                              Anggota  dari  kelas  Arachnida  adalah  Laba-laba.  Laba-laba  merupakan
                                salah  satu  anggota  kelas  dari  filum  ini.  Kata  Arachnida  berasal  dari  Bahasa
                                Yunani  yaitu,  Arachne  yang  berarti  laba-laba.  Tubuh  laba-laba  terbagi  atas
                                cephalotorax  dan  perut  atau  disebut  dengan  abdomen.  Tubuhnya  dapat
                                dilengkapi dengan empat pasang kaki. Namun, tidak mempunyai antenna. Pada
                                bagian  kepala,  terdapat  adanya  dua  pasang  mulut,  yaitu  kelisera  yang
                                mempunyai bentuk seperti catut dan pedipalpus yang mempunyai bentuk seperi
                                gunting.  Pedipalpus  ini  dapat  berfungsi  sebagai  alat  untuk  memegang.
                                Umumnya, laba-laba dapat hidup di tanah dan alat pernafasannya berupa paru-
                                paru buku (Subardi, 2013).
                                              Kelompok  hewan  Avertebrata  kedua  yang  diamati  di  ekosistem  Waduk
                                Darma  yakni  dari  filum  Mollusca  kelas  Gastropoda.  Anggota  filum  Mollusca
                                antara  lain  remis,  tiram,  cumi-cumi,  gurita  dan  siput.  Berdasarkan  habitatnya
                                Mollusca  memiliki  rentang  habitat  yang  cukup  lebar  mulai  dari  dasar  laut
                                sampai  garis  pasang  surut  tertinggi.  Selain  itu,  ada  yang  hidup  di  air  tawar
                                bahkan  terkadang  ditemukan  di  habitat  terrestrial,  khususnya  memiliki
                                kelembaban  yang  tinggi.  Sifat  hidup  Mollusca  bervariasi  ada  yang  bersifat
                                bebas  dan  sebagian  spesies  bersifat  parasite  pada  organisme  lain  (Wahyuni,
                                dkk., 2016).
                                       Kelas Gastropoda memiliki dua buah insang yang terletak di anterior, sistem
                                syaraf terpilin membentuk angka 8, tentakel berjumlah dua buah. Dalam bahasa
                                Yunani,  Gester  artinya  perut  dan  Podos  artinya  kaki.  Gastropoda  merupakan
                                hewan  lunak  bercangkang  yang  berjalan  menggunakan  perut  sebagai  kaki.
                                Hewan ini banyak ditemukan di air tawar, darat dan laut. Bersifat hermafrodit,
                                yaitu tidak dapat terjadi pembuahan sendiri (Sugiri, 2019).
                                                                                                         10
     	
