Page 20 - buku 2 Cerita Banjar Angkah
P. 20

dengan  tabuh  gegaboran.  Tarian  selanjutnya  adalah

            tari perang yang dikenal dengan tari payung pagut

            sebagai simbol peperangan Dewata Nawasanga, yaitu


            Sembilan  Dewa  penjaga  mata  angin  dengan  para

            raksasa. Tarian itu menggambarkan perebutan air suci

            atau tirta amerta. Peperangan dimenangkan oleh para


            dewa. Air suci yang mereka rebut akhirnya digunakan

            untuk kesejahteraan dan keselamatan para Dewa dan


            seluruh  ciptaan-Nya.  Sebagai  tarian  penutup  adalah

            topeng sidakarya. Tarian itu merupakan simbol Dewa

            Surya yang menyempurnakan upacara.


                 Diceritakan,  saat  tari  rejang  dipentaskan,  warga

            laki-laki dan perempuan dengan ikhlas menari dengan


            gerakan  tari  sederhana.  Mereka  menari  mengelilingi

            halaman pura sambil membawa berbagai perlengkapan

            upacara.  Tanpa  disadari  siapa  pun,  salah  seorang


            penari yang berada di barisan belakang hilang entah ke


                                          12
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25