Page 5 - e-modul bab 6 PAI
P. 5
َ نآ ْ َ خ َ ُ َ ا َ ن
ُ
ُ
ُ ُ
ْ
“Akhlak Rasulullah itu adalah Al-Qur’an” (H.R. Imam Ahmad).
Tasmara (2001) menyatakan bahwa Nabi Muhamad SAW
memiliki akhlak yang sangat agung yang terlihat dari ucapan dan
tindakannya. Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai seorang yang
shiddiq (jujur), amanah (terpercaya), tabligh (menyampaikan) dan
fathanah (cerdas).
Dari sekian keagungan akhlak yang dimiliki Rasulullah SAW,
apabila salah satunya bisa diikuti dan diteladani oleh setiap muslim,
niscaya akan mendatangkan kebaikan. Hal ini juga berlaku ketika
generasi muda muslim dapat mengikuti semua akhlak dan perilaku
Rasulullah akan lebih mendatangkan kebaikan dan kemanfaatan bagi
tegaknya syiar Islam.
Akhlak dalam Islam memiliki nilai yang mutlak, karena
persepsi antara akhlak baik dan buruk memiliki nilai yang dapat
diterapkan dalam kondisi dan situasi apapun (Syafri, 2012). Bahkan
akhlak, menjadi modal awal pembangunan masyarakat. Sebagai
contoh, kemuliaan akhlak Rasulullah SAW secara historis telah
memberikan kontribusi pada kemajuan peradaban masyarakat Arab,
dari fanatisme etnis menjadi fanatisme keagamaan secara luas.
Melalui pendidikan akhlak Rasulullah, lahirlah manusia-manusia
yang berkualitas dan berakhlak mulia, seperti Abu Bakar yang
pemberani, teguh pendirian, penyabar, dan Usman bin Affan yang
dermawan.
2. Ruang Lingkup Akhlak Islam
Al-Qur‟an dan hadis mengandung banyak ajaran tentang
akhlak. Bila diklasifikasikan, akhlak Islam dapat dibagi menjadi tiga
bagian: akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama manusia, dan
akhlak terhadap lingkungan.
a. Akhlak kepada Allah SWT
Akhlak kepada Allah pada prinsipnya merupakan penghambaan
diri secara total kepada-Nya. Sebagai makhluk yang dianugerahi hati
dan akal, seorang muslim wajib menempatkan diri pada posisi yang
tepat, yakni sebagai penghamba, dan menempatkan Allah sebagai Zat
Yang Maha Kuasa serta satu-satunya Zat yang kita pertuhankan.
Beberapa bentuk perbuatan yang merupakan akhlak terpuji kepada
Allah SWT, antara lain:
4