Page 4 - Tradisi Ruwatan Rambut Gimbal
P. 4
rambutnya, ia akan terlebih dahulu ditanya apa yang diinginkan sebagai syarat
agar rambutnya boleh di potong. Permintaan anak tersebut harus dipenuhi, jika
tidak, maka rambut Gimbal dikepalanya akan tumbuh lagi meski dipotong
berkali-kali.
Sebelum upacara pemotongan
rambut, akan dilakukan ritual doa
di beberapa tempat agar upacara
dapat berjalan lancar. Tempat-
tempat tersebut adalah Candi
Dwarawati, komplek Candi Arjuna,
Sendang Maerokoco, Candi Gatot
Kaca, Telaga Balai Kambang,
Candi Bima, Kawah Sikidang,
komplek Pertapaan Mandalasari
(gua di Telaga Warna), Kali Pepek,
dan tempat pemakaman Dieng.
Malam harinya akan dilanjutkan upacara Jamasan Pusaka, yaitu pencucian
pusaka yang dibawa saat kirab anak-anak rambut gimbal untuk
dicukur.Keesokan harinya baru dilakukan kirab menuju tempat pencukuran.
Perjalanan dimulai dari rumah sesepuh pemangku adat dan berhenti di dekat
Sendang Maerokoco atau Sendang
Sedayu. Selama berkeliling desa
anak-anak rambut gimbal ini
dikawal para sesepuh, para tokoh
masyarakat, kelompok-kelompok
paguyuban seni tradisional, serta
masyarakat.
Ruwatan Rambut Gimbal yang
dilakukan masyarakat di dataran
tinggi Dieng, Wonosobo menjadi
salah satu upacara adat yang masih
bertahan hingga saat ini. Prosesi
potong rambut gimbal dilakukan satu
tahun sekali terhadap anak-anak
Dieng yang kebetulan berambut
gimbal. Sebagaimana umumnya
upacara adat, ruwatan rambut gimbal
dilakukan masyarakat dengan
harapan akan adanya

