Page 18 - Modul Flipbook PAI SMA
P. 18
2. Khalifah Umar bin Khattab
Proses pengangkatan Umar bin Khattab dimulai Ketika Abu Bakar sakit, dia
memperhatikan sahabatnya, siapa di antara mereka yang sesuai diangkat menjadi
khalifah, “yang tegas tidak kejam dan yang lembut tidak lemah”. Dia mendapatkan
kriteria pilihannya itu, di antara dua sahabat, yaitu antara Umar bin Khaththab dan
Ali bin Abi Thalib. Tetapi kemudian pilihannya jatuh kepada Umar.
Ketika pilihannya jatuh kepada Umar, dia pun mengundang para sahabat
untuk bermusyawarah perihal pilihannya itu. Abdurahman bin Auf meminta
pendapat Abu Bakar agar mengemukakan alasan memilih Umar. Abu Bakar
berkata: “Dia adalah seorang yang berhati lembut”. Abdurrahman berkata: “Demi
Allah! Dia lebih utama dari apa yang engkau kira”. Kemudian Abu Bakar
mengundang Utsman dan berkata: Ceritakan kepadaku! Penilaianmu kepada
Umar. Utsman menjawab: Sungguh sepengetahuanku bahwa hatinya lebih baik
dari apa yang ditampakkan oleh perilaku anggota badannya. Di tengah kita, dia
tidak ada duanya.
Kemudian Abu Bakar meminta pendapat Asid bin Hudhair al-Anshari dan
mengajak musyawarah Sa’id bin Zaid dan yang lain dari kalangan Muhajirin dan
Anshar tentang penilaian mereka terhadap Umar, ternyata semuanya
menyanjungnya. Setelah Abu Bakar bermusyawarah dengan mereka, lalu beliau
pun memanggil Utsman bin Affan untuk menuliskan bahwa Umar adalah
pengganti dirinya, menjadi khalifah nanti. Berikut ini adalah teks pernyataannya:
“Bismillahirrahmanirrahim. Ini adalah pernyataan Abu Bakar, - Khalifah
penerus kepemimpinan Muhammad – Rasulullah s.a.w., saat dia mengakhiri
kehidupannya di dunia dan saat dia memulai kehidupannya di akhirat.
Dalam keadaan dipercayai oleh orang kafir dan ditakuti oleh orang durhaka,
sesungguhnya aku mengangkat Umar bin Kaththab, sebagai pemimpin
kalian; bahwasanya dia adalah orang baik dan adil. Hal ini sejauh
sepengetahuan dan penilaian diriku tentang dia. Bilamana ternyata
dikemudian hari dia seorang pendurhaka dan zhalim, sungguh aku tidak
pernah tahu akan hal yang bersifat ghaib. Sungguh aku bermaksud baik dan
segala sesuatu tergantung atas apa yang dilakukan..”
8